Burhanuddin Muhtadi: Strategi Menyerang PDIP Buat Suara Ganjar Pindah ke Prabowo
Kubu Ganjar-Mahfud diminta untuk segera bangkit meraih elektabilitas kembali agar tak tertinggal di posisi ketiga.
Kubu Ganjar-Mahfud diminta untuk segera bangkit meraih elektabilitas kembali agar tak tertinggal di posisi ketiga.
Burhanuddin Muhtadi: Strategi Menyerang PDIP Buat Suara Ganjar Pindah ke Prabowo
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia (IPI) Burhanuddin Muhtadi menilai, strategi menyerang yang dilakukan PDIP membuat suara pendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD beralih ke Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Sebab, kata Burhanuddin, sebagian besar basis suara Ganjar berasal dari loyalis Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, anak sulungnya, Gibran maju sebagai cawapres sehingga strategi menyerang itu beralih ke Prabowo.
"PDIP dengan strategi attacking-nya secara pasti, meskipun mungkin tidak disadari, turut membantu eksodus basis Pak Jokowi dari Ganjar ke Prabowo karena basis pendukung Ganjar sebagian besar adalah loyalis Pak Jokowi," kata Burhanuddin di Tangerang Selatan, Banten, Rabu (29/11).
Burhanuddin pun mewanti-wanti agar kubu Ganjar-Mahfud untuk segera bangkit meraih elektabilitas kembali agar tak tertinggal di posisi ketiga.
"Ini yang secara sadar tidak sadar, strategi attacking itu malah membantu mempermulus, mempercepat, proses migrasi itu. Karena bagaimana pun, Mas Ganjar ini awalnya putra mahkota Pak Jokowi," ujar Burhanuddin.
"Tapi kemudian ada perbedaan rute dan itu yang kemudian mempercepat proses eksodus dan kalau ini misalnya terus dilanjutkan bisa jadi Mas Ganjar berakhir di finish nomor urut ketiga," tambahnya.
Menurut Burhannudin, melihat survei yang ada, paslon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang bakal masuk ke dalam putaran kedua.
"Suara Polling Institute terakhir misalnya 24 persen yang memilih Ganjar, dari 36 menjadi 24 persen dan tergerogoti terus-menerus suara Pak Ganjar akibat migrasi dari basis Pak Jokowi ke Pak Prabowo," ujar Burhanuddin.
"Sementara Mas Anies minimal tetap suaranya dan tidak ada satupun calon yang mendapatkan 50 persen+1. Nah pada titik itu potensi terbesar sekarang ada di tangan Anies untuk mampu menyaingi bahkan menyalip elektabilitas Ganjar, kemudian bersama Pak Prabowo di putaran kedua," sambungnya.