Busyro Muqoddas kritik SBY kampanye pakai fasilitas negara
"Itu efek akibat presiden aktif di parpol apalagi ketum," kata Busyro.
Pimpinan KPK Busyro Muqoddas menyebut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak etis karena menggunakan fasilitas negara untuk berkampanye Partai Demokrat. Menurut Busyro, itu akibatnya jika memiliki presiden yang merangkap jabatan sebagai Ketua Umum Partai.
"Itu efek akibat presiden aktif di parpol apalagi ketum. Menjadi tidak etis dan sulit membedakan mana fasilitas negara dengan yang bukan," ujar Busyro melalui pesan singkat kepada merdeka.com, Kamis (27/3) sore ini.
Padahal, kata Busyro, berdasarkan hasil kajian KPK, banyak masalah-masalah nasional yang terjadi di daerah-daerah. Seperti dana bansos yang dikorup, bermasalahnya sektor mineral dan batubara, juga banyak APBD digunakan untuk belanja pegawai.
"Hasil kunjungan KPK ke beberapa provinsi yang bermasalah di sektor mineral batubara menemukan fakta mengenaskan. Belum lagi bansos yang dikorup. APBD-APBD 75% untuk biaya belanja pegawai, dan lain-lain problem nasional," papar Busyro.
Atas masalah-masalah itu, menurut Busyro, Presiden dan menteri-menterinya kurang peka. "Jurkam oleh presiden dan menteri-menteri membuktikan kurang pekanya terhadap problem-problem di atas," ujarnya.
Hal berbeda diutarakan oleh Pimpinan KPK lain, Adnan Pandu Praja. Menurut Adnan, saat ini KPK tengah fokus terhadap hasil kajian penyelewengan dana bansos jelang Pemilu 2014. Adnan mengatakan, persoalan penggunaan fasilitas negara itu tidak signifikan.
"KPK lebih melihat pada yang hasil kajian kami terkait bansos sudah disampaikan dan masuk ke media, kalau soal penggunaan fasilitas, mungkin itu tidak terlalu signifikan," ujar Adnan, di kantornya.
Baca juga:
Pemenang konvensi akan jadi figur Demokrat pengganti SBY
SBY kampanye naik pesawat kepresidenan, ini pembelaan Demokrat
SBY klaim selamatkan Indonesia dari 3 krisis ekonomi
Gubernur Sumut hadiahi pantun SBY usai peresmian bandara
Pukul gondang batak, Presiden SBY resmikan Bandara Kualanamu
-
Siapa presiden Indonesia yang memimpin saat pelaksanaan Pemilu pertama? Pada tahun 1955, pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno mengadakan pemilihan umum pertama sebagai bagian dari upaya untuk menciptakan pemerintahan yang lebih representatif dan partisipatif.
-
Kenapa SBY memberi lukisan kepada Prabowo? "Ini Pak Prabowo keyakinan saya atas pemipin kita mendatang, atas harapan saya, dan juga doa kita semua agar Pak Prabowo kokoh kuat seperti batu karang ini memajukan Indonesia, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menegakkan hukum dan keadilan, dan tugas-tugas lain yang diemban oleh beliau nanti. Semoga berkenan," imbuh SBY.
-
Kapan SBY memberikan lukisan kepada Prabowo? Lukisan tersebut diberikan, saat acara buka bersama seluruh jajaran Partai Demokrat, di Kawasan Jakarta Selatan, Rabu (27/3).
-
Apa yang disampaikan oleh Gibran mengenai peran SBY dalam kampanye? "Paling penting tadi adalah bagaimana Pak SBY seorang tokoh berkenan untuk turun gunung terutama di Jawa Tengah, Jawa Timur dan daerah sekitarnya. Ini luar biasa sekali, menambah semangat kami,"
-
Di mana kampanye akbar Prabowo-Gibran diadakan? Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menargetkan suara pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka tembus di atas 51 persen usai kampanye akbar terakhir di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Sabtu (10/2/2024).
-
Lukisan apa yang diberikan SBY kepada Prabowo? SBY menjelaskan, lukisan laut ombak yang menghantam batu itu dia beri judul 'standing firm like rocks'. Dia menyebutkan, lukisan tersebut sebagai gambaran agae Prabowo dalam memimpin Indonesia nanti dapat kuat dan kokoh.