CSIS Nilai Kubu Prabowo Harusnya yang Lebih Khawatir Terhadap Golput
Adapun dalam survei CSIS, swing voters Prabowo-Sandiaga 18,7 persen, lawannya Jokowi-Ma'ruf, 15,6 persen. Sementara elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 51,4 persen, Prabowo-Sandiaga 33,3 persen.
Peneliti CSIS Arya Fernandez mengatakan, pasangan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno justru pihak yang harusnya khawatir dengan fenomena Golput. Sebab, tingkat swing voters atau pemilih ragu paslon 02, rendah.
Adapun dalam survei CSIS, swing voters Prabowo-Sandiaga 18,7 persen, lawannya Jokowi-Ma'ruf, 15,6 persen. Sementara elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 51,4 persen, Prabowo-Sandiaga 33,3 persen.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
"Dari segi kemantapan harusnya petahana enggak perlu khawatir hilangnya suara karena Golput. Tingkat kemantapan lebih tinggi dari petahana. Harusnya, justru yang perlu khawatir penantang karena lebih rendah dari petahana," ujar Arya di kawasan Senayan, Kamis (28/3).
Arya pun menyebut, kedua pasangan calon dirugikan dengan adanya Golput. Makanya, menurut dia, mobilisasi massa ke TPS penting untuk menjaga suara.
"Persoalannya tinggal siapa pemilih lebih militan, lebih solid dan lebih kerja keras untuk mendakwahkan orang ke TPS," kata dia.
Arya menduga, angka pemilih Golput akan tinggi. Hal itu karena jumlah pasangan calon presiden hanya dua orang. Dia membandingkan, pemilu secara langsung sejak 2004. Tiap lima tahun angka partisipasi cenderung menurun. Dari 2004 dengan lima calon tingkat partisipasi 80 persen, sampai 2014 dengan dua calon, tingkat partisipasi 70 persen.
"Artinya mungkin faktor kandidat faktor jumlah kandidat maju mempengaruhi partisipasi. Kalau kandidat banyak maju pemilih memiliki preferensi banyak juga," jelasnya.
Baca juga:
Prabowo Ungkap Nama Calon Menteri, BPN Tegaskan Belum Ada Pembahasan Kabinet
Wakil Ketua PWNU DIY Ajak Warga NU Tak Golput: Nyoblos Dua Tidak Sah, Harus Satu Saja
Jokowi Jelaskan Kejadian Iriana Jatuh di Panggung Saat Kampanye
Jokowi Imbau Pakai Baju Putih, Kubu Prabowo Serukan Warna Biru Saat Nyoblos
Dua Kubu Capres Diminta Bisa Mobilisasi Pemilih Untuk Menekan Golput
Kampanye di Mamuju, Jokowi Janji Kebut Pembangunan Jalan
Kampanye di Mamuju, Jokowi dan Iriana Sapa Warga dari Atas Becak