Cyrus Network: Jokowi tak berdaya dan tak punya dukungan politik
Jokowi tak bisa berbuat banyak. Bahkan Jokowi dianggap masyarakat sebagai presiden PDIP.
Presiden Joko Widodo dinilai belum mengambil sikap tegas terkait kisruh antara Polri dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurut pengamat politik dari Cyrus Network Hasan Batupahat, Jokowi tak bisa memutuskan apapun karena terlilit kepentingan politik dari partai pengusungnya, PDIP.
"Dia punya jabatan tapi tidak punya kekuasaan kalau full ada kekuasaan pasti enggak gini. Hari ini dia enggak berdaya, Jokowi sejak awal enggak punya support politik apa-apa, yang punya itu Mega, Jokowi takut kehilangan support politik tapi dia enggak mau berbenturan dengan masyarakat, " jelas Hasan di Eatology Sabang, Jakarta, Minggu (25/8).
Akibatnya Jokowi tak bisa berbuat banyak. Bahkan Jokowi dianggap masyarakat sebagai presiden PDIP bukan presiden Indonesia.
"Yang mengganggu Jokowi itu bukan KMP, tapi PDIP. Dia harus kasih pernyataan ke PDIP, saya mau bangun Indonesia jangan bikin repot saya. Kalau bikin repot silakan keluar dari pemerintahan atau dia bisa cari partai lain atau ambil alih partai," ujarnya.
Dia menduga Jokowi dalam tekanan berat sehingga seringkali bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). "Jokowi sendirian dia tanpa support apa-apa. Dia periksa gigi nyeberang ke Balai Kota, setelah ada dukungan, ada teman dia buat keputusan politik yang amat berat," tutur Hasan.
Menurut Hasan penting bagi Jokowi me-reshuffle orang-orang di sampingnya. Orang-orang yang memberikan masukan tanpa kepentingan apapun.
Baca juga:
Kompolnas sebut Bambang Widjojanto kemungkinan tak di-SP3
'Bambang Widjojanto tak boleh mundur, jika mundur KPK kalah'
KontraS: Jokowi hanya footstep, bukan pemain utama
Soal Komjen Budi dan KPK vs Polri, Jokowi bilang nanti saya jelaskan
Jaga kebugaran, Jokowi awali Minggu pagi dengan bersepeda di CFD
Teguran keras Jokowi untuk Samad dan Wakapolri biar kapok
KPK lawan Polri, Ki Kusumo: Presiden Jokowi tidak tegas
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibahas Presiden Jokowi dan Presiden Marcos? Jokowi mengatakan dirinya akan membahas upaya meredakan ketegangan di Laut China Selatan. "Ya salah satunya (membahas Laut China Selatan)," jelas Jokowi sebelum bertolak ke Filipina melalui Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, Selasa (9/1/2024).
-
Siapa yang mengapresiasi kolaborasi KPK dan Polri? Terkait kegiatan ini, Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni turut mengapresiasi upaya meningkatkan sinergitas KPK dan Polri.
-
Apa yang diharapkan dari kolaborasi KPK dan Polri ini? Lebih lanjut, Sahroni tidak mau kerja sama ini tidak hanya sebatas formalitas belaka. Justru dirinya ingin segera ada tindakan konkret terkait pemberantasan korupsi “Tapi jangan sampai ini jadi sekedar formalitas belaka, ya. Dari kolaborasi ini, harus segera ada agenda besar pemberantasan korupsi. Harus ada tindakan konkret. Tunjukkan bahwa KPK-Polri benar-benar bersinergi berantas korupsi,” tambah Sahroni.
-
Kapan Jokowi memanggil Kapolri dan Jaksa Agung? "Sudah saya panggil tadi," kata Presiden Jokowi saat diwawancarai di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (27/5).
-
Kenapa Jokowi panggil Kapolri dan Jaksa Agung? Pemanggilan tersebut, buntut insiden personel Datasemen Khusus Antiteror (Densus 88) dikabarkan menguntit Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Febrie Adriansyah.