Debat Sengit Kubu Jokowi dan Prabowo Sampai Najwa Shihab Bilang Stop-Stop
Kubu Jokowi dan Prabowo debat hingga membuat Najwa Shihab kewalahan saat menengahi keduanya:
Pada Rabu (27/3) malam, acara Mata Najwa yang disiarkan di televisi mengangkat tema "Adu Kuat Kampanye". Acara itu menghadirkan dua kubu pendukung capres Jokowi dan Prabowo Subianto.
Kubu Jokowi yang hadir adalah politisi PDIP Adian Napitupulu, Wakil Direktur Komunikasi Politik TKN Golkar Meutya Viada Hafid dan Direktur Relawan TKN Maman Imannulhaq. Sedangkan dari kubu Prabowo yang hadir adalah Koordinator Juru Bicara BPN, Dahnil Anzar Simanjuntak, Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandi, Priyo Budi Santoso dan Wakil Ketua BPN Mardani Ali Sera.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi saat bertemu? Juru Bicara Menteri Pertahanam Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, pertemuan Prabowo dengan Jokowi untuk koordinasi terkait tugas-tugas pemerintahan. "Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan," kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029.
-
Bagaimana Prabowo bisa menyatu dengan Jokowi? Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Kenapa Prabowo bertemu Jokowi di Istana? Juru Bicara Menteri Pertahanam Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, pertemuan Prabowo dengan Jokowi untuk koordinasi terkait tugas-tugas pemerintahan.
-
Bagaimana Prabowo dinilai akan meneruskan pemerintahan Jokowi? Sebagai menteri Presiden Jokowi, Prabowo kerap ikut rapat. Sehingga, Prabowo dinilai tinggal meneruskan pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'rufA Amin.
Dalam acara Mata Najwa, terjadi perdebatan sengit kedua kubu. Sampai Najwa Shihab sebagai moderator acara kewalahan menyetop saat dua kubu berdebat dan berargumen. Berikut petikan dan poin-poin perdebatan dua kubu Jokowi dan Prabowo Subianto:
Adian dan Dahnil Saling Adu Argumen
Dalam sesi pertama, Adian dan Dahnil diminta untuk menanggapi topik orasi Jokowi dan Prabowo. keduanya memiliki pandangan berbeda tentang hoaks.
Dahnil mengatakan rakyat Indonesia 4,5 tahun merasa dibohongi, salah satunya tentang penegakan hukum kasus penyidik KPK Novel Baswedan yang tak kunjung terungkap. "4,5 tahun Esemka yang dijanjikan Pak Jokowi tak jelas. 4,5 tahun dijanjikan pertumbuhan ekonomi 7% entah ke mana. 4,5 tahun dijanjikan jaksa agung diangkat tidak dari parpol," kata Dahnil.
Sedangkan Adian punya pandangan berbeda tentang hoaks dan kebohongan. "Capaian yang tidak sempurna dalam proses pemerintahan itu terjadi kapan saja. Tapi yang dimaksud kebohongan misalnya ibu-ibu yang kemudian mendekam dipenjara hanya karena menyebarkan fitnah door to door, itu yang harus kita lawan. Berpekara di muka hukum karena menyebabkan fitnah tentang apa yang terjadi jika Jokowi menang," kata Adian.
"Membuat program-program dan capaian program, dan dengan sengaja menyebarkan kebohongan untuk mencapai kemenangan, itu dua hal yang berbeda," tambah Adian.
Soal Kepedulian untuk Indonesia Timur
Dalam sesi kedua, kedua kubu makin panas hingga menyulitkan Najwa untuk menengahi debat saat itu. Debat sengit ini bermula ketika Adian merinci beragam prestasi Jokowi di Papua, seperti harga BBM murah di Papua, ambil alih freeport untuk Papua, hingga jumlah pembangunan jalan di Papua.
Mardani kemudian menanggapi tanggapan Adian saat itu. "Faktanya indeks prestasi manusia IPMnya Papua selalu di bawah di zaman Pak Jokowi. Jadi kita itu harus berpikir integratif, Adian. Bukan cuma bikin jalan. Kita ingin membikin kesejahteraan. Contoh otonomi khusus sudah diberikan tapi 20 tahun tidak berubah. Pak Prabowo punya konsep yang jelas bagaimana pengembangan papua," kata Mardani.
Adian langsung menanyakan konsep tersebut pada Mardani. "Apa konsep Pak Prabowo untuk Papua. Apa konsepnya, bagaimana konsepnya. Bagaimana kemudian Pak Prabowo membangun industri tanpa membangun jalan. Memangnya barang-barang pabrik itu datang dengan sendirinya?" tanya Adian.
Masalah Kartu yang Diusulkan Jokowi dan Prabowo
Seperti diketahui, Jokowi mengusulkan beberapa kartu, seperti kartu sembako dan kartu pra kerja. Sedangkan Prabowo mengusulkan efektifitas e-KTP. Dua kubu memperdebatkan "kesaktian" kartu-kartu itu.
Meutya mengakui kalau kartu itu belum bisa dan harus ada tahapannya. Beberapa tahapannya kemudian dijelaskan oleh Adian. "Didata dulu, administrasinya diperbaiki, dibereskan. Ada yang berhak mendapat beras, ada yang tidak berhak. Itu dibagi dulu. Ini penataan administrasi," kata Adian.
Menanggapi Meutya, Koordinator Jubir BPN Prabowo-Sandi, Dahnil A. Simanjuntak melihat ketidaksempurnaan kartu-kartu Jokowi, karena akan mengeluarkan uang banyak.
“Jadi ini aneh, saat ada capres yang mengaku paham dan mendorong digitalisasi, tapi bingung soal digitalisasi e-KTP. Jadi seharusnya digitalisasi kartu yang bisa terkoneksi ke lembaga, sehingga tidak perlu keluar uang banyak dengan kartu-kartu itu,†kata Dahnil.
Najwa: Stop-Stop!
Dalam satu sesi terjadi perdebatan sengit antara Adian dan Mardani. Awalnya Adian menjelaskan penurunan angka kemiskinan di era Jokowi. "Turun angka kemiskinan satu digit. Masa itu tidak dianggap keberhasilan?" katanya.
Mardani kemudian menyangkal penjelasan Adian. "Untuk pertumbuhan ekonomi tinggi, kita butuh 4 faktor, investasi, ekspor, spending pemerintah, dan belanja domestik," kata Mardani.
Jawaban Mardani tak memuaskan Adian. Ia tetap meminta angka total pertumbuhan lapangan kerja Indonesia pada Mardani.
Najwa Shihab tampak mencoba menghentikan perdebatan keduanya. "Bang Adian, kita dengarkan dulu jawabannya," pinta Najwa.
Adian tak menghiraukan Najwa. Ia tetap menagih jawaban Mardani. "Berapa lapangan kerja yang dibuka dalam 4 tahun pemerintahan Jokowi?" kata Adian.
"Hitung saja. Kalau 5%, ambil yang banyak 2 juta, 200.000 per 1%. Kalau 5% ya 1 juta," kata Mardani.
"Data siapa?" tanya Adian untuk memastikan total yang dikatakan Mardani.
"Data BPS, lihat-lihat," kata Mardani.
Adian membantah jumlah pertumbuhan pekerjaan yang dikatakan Mardani. "Data BPS 9,38 juta lapangan pekerjaan," kata Adian.
Makin memanas, Najwa kemudian mencoba mencairkan suasana dengan tepuk tangan dari penonton. "Baik, Bang Adian. Baik, kita kasih tepuk tangan untuk keduanya. Kita kasih tepuk tangan," kata Najwa.
"Jangan 'auoh-auoh' gitu dong," kata Adian.
"Nggak, silakan dijawab," ujar Mardani.
Najwa kemudian memberikan kesempatan untuk Dahnil untuk berbicara. Namun suasana belum kondusif.
"Pak Mardani, saya beri kesempatan Mas Dahnil," Najwa masih mencoba membuat keduanya diam.
"Oke, oke. Oke," Najwa menaikkan nada suaranya.
"Oke, oke. Stop dulu semua. Stop," Najwa sampai memberikan isyarat tangan pada keduanya.
Debat sengit kemudian berlanjut antara Adian dengan Dahnil. Tidak jelas apa yang diucapkan oleh Adian dan Dahnil karena keduanya saling bicara. Sampai akhirnya Najwa menghentikan perdebatan.
"Stop dulu stop, stop. Bang Adian stop, Mas Dahnil stop," kata Najwa.