Demi jabatan, politikus Golkar tega tinggalkan Ical
Beberapa politikus Golkar yang sebelumnya berada di kubu Ical mulai berbalik mendukung Agung Laksono.
Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum HAM) telah mengakui kepengurusan Partai Golkar di bawah kepemimpinan Agung Laksono. Alhasil, kepengurusan versi Munas Bali yang dinakhodai Aburizal Bakrie (Ical) meradang.
Berbekal legitimasi dari pemerintah itu, kubu Agung Laksono mulai melakukan safari politik ke partai politik lainnya. Mereka mulai menunjukkan eksistensi jika kubunya yang memiliki legititasi hukum.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kapan Partai Golkar memutuskan mengusung Gibran? Keputusan diambil dalam Rapimnas Golkar pada Sabtu (21/10).
-
Siapa yang mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar? Presiden terpilih periode 2024-2029 sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar atas kerja keras memenangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
-
Kapan Golkar akan menyelesaikan penyusunan koalisi untuk Pilgub Banten? Airlangga menyebut partainya masih menyusun koalisi untuk Pilkada Banten 2024."Nanti kita susun," ucap dia.
-
Bagaimana seharusnya kegiatan kepemudaan Partai Golkar dilakukan? Ilham menambahkan, acara diskusi merupakan jiwa kader Golkar di semua tingkatan. Ia mengapresiasi kegiatan diskusi yang digelar oleh para pemuda Partai Golkar. Namun, Ilham mengingatkan, setiap kegiatan kepemudaan Partai Golkar seharusnya diketahui dan mendapatkan izin dari pengurus DPP Partai Golkar.
Tak hanya itu, kubu Agung Laksono segera mendaftarkan formasi lengkap kepengurusannya ke Kemenkum HAM. Jumlah total pengurusnya mencapai angka 377 orang akibat memasukkan loyalis Ical sebagai syarat disahkan pemerintah.
"Jadinya membengkak ini kepengurusan DPP Partai Golkar yang paling besar sepanjang sejarah. Waketum tetap, Sekjen tetap," kata Ketua DPP Golkar versi Munas Ancol Leo Nababan di gedung Kemenkum HAM Jakarta, Selasa (17/3).
Di dalam struktur pengurus itu ada beberapa politikus Golkar yang sebelumnya berada di kubu Munas Bali. Mereka terkesan meninggalkan Ical untuk mencari aman dan tergiur jabatan. Berikut beberapa politikus Golkar yang tega meninggalkan Ical untuk bergabung dengan kubu Agung Laksono, seperti dihimpun merdeka.com, Jumat (20/3):
Airlangga Hartarto
Airlangga Hartarto merupakan lawan Aburizal Bakrie (Ical) dalam Munas Partai Golkar di Bali. Namun, dirinya mundur dalam pemilihan ketua umum karena menilai peluangnya untuk maju sudah di tutup dengan berbagai rekayasa.
Walaupun sempat kecewa, Airlangga Hartarto tidak keluar dari Partai Golkar atau membuat partai politik baru. Dia memilih tetap menjadi kader partai beringin yang setia.
Setelah Ical terpilih menjadi pucuk pimpinan Golkar, Airlangga Hartarto tidak dilupakannya. Dia diajak masuk dalam kepengurusan sebagai ketua DPP.
Tetapi, belakangan dia membelot ke kubu Agung Laksono. Namanya masuk dalam struktur pengurus yang didaftarkan ke Kemenkum HAM. Dirinya ditempatkan sebagai ketua DPP.
Mahyudin
Wakil Ketua MPR Mahyudin diangkat oleh kepengurusan Partai Golkar versi Munas Ancol sebagai Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar. Dia ditempatkan di posisi tersebut mendampingi Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Siswono Yudho Husodo.Â
Sebelumnya, Mahyudin dinilai sebagai kader partai beringin yang loyal kepada Ical. Dirinya sempat datang dan menyaksikan pengangkatan Aburizal Bakrie (Ical) sebagai ketua umum di Munas Golkar di Bali.
Dia berpendapat sikapnya realistis untuk bergabung dengan kubu Agung Laksono karena diakui oleh pemerintah. Dia pun meminta kubu Ical yang kalah untuk legowo dan mau bergabung.
Satya Widya Yudha
Satya Widya Yudha adalah anggota DPR yang bertugas sebagai anggota Komisi VII yang mengawasi dan menangani permasalahan di sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Riset dan Teknologi (Ristek) dan Lingkungan hidup (LH). Di dalam struktur partai, Satya berkedudukan sebagai Wakil Sekjen DPP Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie (Ical).
Politikus senior ini tercatat sebagai loyalis Ical. Namun, label itu terbantahkan akibat namanya masuk dalam struktur kepengurusan yang didaftarkan kubu Agung Laksono ke Kemenkum HAM.
Satya juga tak menampik jika dirinya telah membelot ke kubu Agung Laksono. Menurutnya di kubu manapun tidak masalah asal tetap menjadi kader Golkar.
(mdk/efd)