Demokrat: Lebih jantan Ruhut mundur jika dukung Jokowi-JK
Nurhayati juga tidak percaya jika SBY merestui Ruhut Sitompul mendukung Jokowi-JK.
Ketua Fraksi Demokrat DPR Nurhayati Ali Assegaf langsung angkat bicara tentang niatan Ruhut Sitompul yang bakal mendukung Jokowi - JK di pilpres. Sementara Fraksi Demokrat DPR telah resmi mendukung Prabowo - Hatta di 9 Juli nanti.
Nurhayati menilai, langkah Ruhut mendukung pasangan Jokowi - JK menyimpang dari hasil Rapimnas Partai Demokrat, 18 Mei lalu. Hasil Rapimnas menyatakan sebesar 56 persen kader Partai Demokrat menginginkan untuk netral, sebesar lebih dari 22 persen menginginkan untuk mendukung pasangan Prabowo - Hatta, dan lebih dari 21 persen menginginkan membentuk poros baru bersama Partai Golkar dan beberapa partai lain.
"Apabila saat itu ada yang meminta dukungan kepada capres lain, mengapa tidak diungkapkan. Ruhut selama ini tidak pernah mengatakan dukungannya kepada Jokowi, padahal Jokowi mencalonkan diri sudah lama. Ini tidak ada restu. Ini di luar garis partai, di luar Rapimnas," kata Nurhayati di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (23/6).
Dalam pernyataannya, Ruhut mengatakan, bahwa dukungannya terhadap pasangan Jokowi - JK sudah mendapat restu dari Ketua Umum Partai yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Terkait hal ini, Nurhayati menegaskan bahwa SBY tidak akan pernah menyimpang dari garis partai. Oleh sebab itu, restu SBY kepada Ruhut dianggap isapan jempol belaka.
"Saya tidak percaya (Ruhut sudah mendapat restu SBY). Saya sudah lama kenal SBY sebelum jadi presiden. SBY sangat taat Undang-Undang, peraturan, keputusan partai. Saya yakin tidak mungkin. Silakan Pak Ruhut buktikan video, rekaman, apapun percakapan dengan SBY tunjukan saja apabila benar," tegas Nurhayati.
Nurhayati menantang Ruhut untuk mundur dari Partai Demokrat apabila sudah tidak sejalan dengan garis partai. "Kalau tidak sesuai ya sudah, sebaiknya lebih gentleman (jantan) kalau mundur, itu lebih baik, terpuji tidak usah bawa-bawa nama Ketua Umum SBY," tutup Nurhayati.