Dendam kusumat Lulung ke Ahok, sampai ogah duet dalam Pilgub DKI
Selama ini keduanya diketahui kerap terlibat perseteruan.
Hubungan Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana atau Haji Lulung dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) selama ini dikenal tak pernah akur. Komentar pedas kerap terlontar dari keduanya acap kali ribut.
Hubungan keduanya sempat adem ketika sama-sama menghadiri festival lebaran betawi dua tahun lalu. Keduanya terlihat akrab dengan kompak duduk bersandingan di atas panggung pentas kesenian kebanggaan warga Jakarta itu.
Namun hubungan keduanya kembali memanas saat penyelidikan kasus Uninterruptible Power Supply (UPS). Lulung menilai seharusnya yang menjadi tersangka dalam kasus korupsi pengadaan UPS dalam APBD Perubahan DKI Jakarta tahun anggaran 2014, adalah Ahok.
Menurutnya, tuduhan yang tepat kepada Ahok agar bisa dijadikan tersangka dalam kasus tersebut karena mantan Bupati Belitung Timur itu melakukan pembiaran dalam hal pengawasan dan tidak melakukan pencegahan hingga terjadinya kasus korupsi tersebut.
Lulung beranggapan, sebagai penanggung jawab utama pemakaian anggaran APBD Perubahan tahun anggaran 2014 di DKI Jakarta, Ahok yang saat itu menjabat sebagai pelaksana tugas (Plt) Gubernur, harus bertanggung jawab atas adanya kasus korupsi tersebut. Menurut politikus PPP ini, jika saja Ahok berhati-hati dalam mengesahkan proyek pengadaan UPS tersebut, maka tentunya kasus korupsi ini tidak akan terjadi pada tahun anggaran 2014 yang lalu.
"Karena pengguna anggaran adalah eksekutif, mekanisme pembahasan APBD itu jadi tanggung jawabnya DPRD sebatas persetujuan di paripurna. Menyangkut kasus UPS, harusnya eksekusi terakhir dilakukan oleh unit masing-masing, dan yang bertanggung jawab Gubernur," ujar Lulung.
Seakan memiliki dendam kusumat, ketidaksukaan Lulung terhadap kepemimpinan Ahok berlanjut dalam konstelasi politik. PPP yang mewacanakan menduetkan Ahok dengan Lulung dalam kontestasi Pilgub DKI Jakarta ditolak mentah-mentah oleh Lulung.
Lulung mengaku ogah jika harus diduetkan dengan Ahok. Apalagi dalam duet itu, dirinya hanya sebagai calon wakil gubernur dari Ahok.
"Gua enggak mau. Gua enggak mau sama Ahok. Gua ogah. Enggak mau," kata Lulung saat mendampingi petinggi PPP kubu Djan Faridz mendatangi Kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) terkait kisruh kepengurusan PPP, di gedung Kemenkum HAM, Jakarta, Senin (4/1).
Lulung mengatakan, hingga kini PPP masih melakukan penyaringan untuk mencari calon yang dipersiapkan dalam Pilgub 2017 nanti. Menurut wakil ketua DPRD DKI ini, belum ada keputusan mengenai calon yang bakal diusung PPP menghadapi Pilgub DKI.
"PPP itu belum. Kita lagi survei dari kader-kader kita. Kedua, kita survei dengan kader lain yang bisa mumpuni, punya konsep yang lebih cepat untuk pembangunan di DKI Jakarta," ujar Lulung.
Lulung mengakui bahwa wacana menduetkan dirinya dengan Ahok dalam Pilgub DKI sudah lama dilontarkan oleh Sekjen PPP kubu Djan Faridz, Dimyati Natakusumah. Akan tetapi, dia mengaku ogah menerima ajakan tersebut.
"Sekjen itu mau ngawin-ngawinin gua udah lama. Cuma kan gua kagak mau. Begini, dia itu belum klarifikasi semuanya, termasuk uang siluman, termasuk UPS," beber Ahok.
Bahkan, Lulung sesumbar akan menang melawan Ahok bila dirinya direstui PPP sebagai calon gubernur DKI. "Kalau gue maju Ahok pasti kalah ama gue," kata Lulung seraya tertawa.
Baca juga:
Soal duet dengan Haji Lulung di Pilgub DKI, ini komentar Ahok
Ahok dapat hidayah, PPP niat beri dukungan di Pilgub DKI
Ahok dapat hidayah, PPP niat beri dukungan di Pilgub DKI
PPP Djan wacana Lulung duet dengan Ahok, kubu Romi sebut tak legal
PPP dukung duet Ahok-Lulung, tapi Lulung yang jadi gubernurnya
Lulung soal duet dengan Ahok: Gua ogah, gua enggak mau!
PPP wacanakan duet maut Ahok-Lulung di Pilgub DKI 2017
PKS sampai ikhtiar siapkan lawan buat jegal Ahok
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Siapa yang ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.