Dicalonkan PDIP, Sri Adiningsih jadi Ketua Wantimpres
Sementara itu, Rusdi Kirana, bekas Wakil Ketua Umum PKB, dipercaya menjadi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah melantik sembilan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) pada 19 Januari lalu. Dengan pertimbangan semua anggota, Jokowi akhirnya memilih Sri Adiningsih sebagai ketua tim penasihat presiden itu.
"Pembagian tugas-tugas saja, internal. Ketua Bu Sri," kata anggota Wantimpres Abdul Malik Fajar usai rapat tertutup di kantornya, Jakarta, Selasa (27/1).
Ke-9 anggota Wantimpres adalah Sri Adiningsih, Abdul Malik Fajar, Hasyim Muzadi, Jan Darmadi, M Yusuf Kartanegara, Rusdi Kirana, Sidarto Danusubroto , Subagyo Hadi Siswoyo dan Suharso Monoarfa.
Seskab Andi Widjajanto pernah mengatakan bahwa Sri Adiningsih, yang merupakan akademisi dari Universitas Gadjah Mada, memang dicalonkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Sementara, Sidarto Danusubroto, bekas politikus PDIP, dipilih langsung oleh Jokowi.
Sementara itu, menurut anggota Wantimpres Rusdi Kirana mengatakan, dia dipercaya untuk mengemban bidang ekonomi. Hal ini kata dia, sesuai kemampuan dan pengalaman yang dia miliki.
"Bidang saya di sini ekonomi, keuangan menyangkut infrastruktur, maritim," kata Rusdi.
Sedangkan untuk bidang politik dan keamanan, tambah Rusdi, dijabat oleh anggota Wantimpres yang memiliki latar belakang jenderal purnawirawan.
"Pak Hasyim bidang Kesra, Pak Malik bidang politik, Pak Yusuf pertahanan, Pak Harso ekonomi, Pak Sidarto politik. Tapi itu bukan keppres ya, itu internal," jelasnya.
Baca juga:
Bahas KPK vs Polri, Wantimpres enggan bocorkan hasil rapat
Fadli Zon pertanyakan peran Wantimpres dalam kisruh KPK-Polri
Kritik keras Buya, tolak wantimpres sampai sebut Jokowi baru siuman
Effendi: Andi Widjajanto pengkhianat, anak baru kemarin atur negara
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Mengapa Budi Arie menilai Jokowi pantas menjadi Wantimpres? Menurutnya, Jokowi masih sangat terlalu muda untuk pensiun mengingat usianya yang baru menginjak 63 tahun."Ya layak dong, kan beliau masih terlalu muda untuk pensiun. Masih muda, umur 63," kata Budi Arie, kepada wartawan di Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (10/9).
-
Apa yang dikatakan Budi Arie tentang peluang Jokowi menjadi Wantimpres? Budi Arie tak setuju kalau Jokowi dianggap hanya sebatas punya peluang untuk menjadi Wantimpres Prabowo-Gibran di kabinet baru nanti. Dia menyebut, Jokowi sudah layak untuk menjadi bagian dari Wantimpres. "Jangan peluang dong, kalian memangnya... Ya, pokoknya ini kan semua jalan politik persatuan untuk kemajuan," jelas dia.
-
Siapa yang menganggap Jokowi layak jadi Wantimpres Prabowo-Gibran? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Mengapa Prabowo dikatakan dapat menjembatani hubungan Jokowi dengan PDIP? Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan, Ketua Umumnya yakni Prabowo Subianto akan menjadi jembatan untuk mengembalikan lagi hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.