Didesak soal cawapres Jokowi, PDIP analogikan juara bertahan tak tanding kualifikasi
Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno justru menilai kubu Prabowo yang berstatus penantang yang seharusnya mengumumkan pasangan capres-cawapres terlebih dulu.
Poros partai pendukung Prabowo Subianto mendesak poros pendukung Calon Presiden petahana Joko Widodo segera mengumumkan calon wakil presiden yang akan diusung di Pemilu Presiden 2019. Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno justru menilai kubu Prabowo yang berstatus penantang yang seharusnya mengumumkan pasangan capres-cawapres terlebih dulu.
"Kalau dalam pertandingan tenis internasional, atau sepakbola, juara bertahan mendapat tempat kehormatan, tidak bertanding dalam kualifikasi. Jadi artinya mestinya challanger (penantang) ini yang menentukan paslonnya dulu," kata Hendrawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (18/5).
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Siapa yang menjadi presiden setelah PDIP menang di pemilu 2019? Seiring dengan kemenangan PDIP, Joko Widodo juga kembali terpilih sebagai presiden Indonesia untuk masa jabatan kedua.
-
Kapan PDIP menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Kenapa PDIP bisa menjadi partai pemenang Pemilu 2019? PDIP berhasil menarik pemilih dengan agenda-agenda politiknya dan berhasil meraih kepercayaan masyarakat. Dengan perolehan suara yang signifikan, PDIP memperoleh kekuatan politik yang kuat dan pengaruh yang besar dalam pemerintahan.
Sejumlah pihak menyebut permintaan dari poros Prabowo itu sebagai manuver untuk menarik partai pendukung Jokowi yang 'sakit hati' kadernya tak digaet menjadi cawapres. Hendrawan menyindir manuver tersebut hanya harapan semu.
"Itu harapan yang semu ya, harapan semu. Karena yang sekarang penting bagi siapapun yang ingin maju sebagai capres, membangun koalisi 20 persen, persyaratan, itu dulu," tegasnya.
"Silakan itu sebabnya pidato ketum Megawati di apel siaga Solo jelas sekali. Silakan kalau ada yang deklarasikan," sambung Hendrawan.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan pihaknya enggan mendeklarasikan calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo Subianto. Fadli malah balik meminta poros pendukung Joko Widodo lebih dulu mengumumkan pasangan capres-cawapres.
Baca juga:
Gerindra kerucutkan nama Cawapres, PKS yakin dipilih jadi pendamping Prabowo
PKS minta Jokowi fokus tunaikan janji, daripada bandingkan era SBY
Cak Imin bermanuver karena tak dapat sinyal dari Jokowi jadi cawapres
PPP klaim ulama usulkan Romahurmuziy jadi Cawapres Jokowi
Gerindra fokus cari parpol koalisi, cawapres Prabowo sudah mengerucut
PKS: Sudrajat-Syaikhu tidak akan dukung Jokowi di Pilpres 2019