Diduga Berkampanye untuk Jokowi, Luhut Dilaporkan ke Bawaslu
Barang bukti yang dibawa oleh pihaknya yakni sejumlah rekaman video Luhut dan sejumlah beberapa screenshot video Luhut yang sedang memberikan amplop, beriringan dengan mobil kampanye Jokowi dan berbisik dengan Kiai Zubair.
Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) melaporkan Menteri Koordinator Bidang Kementerian Luhut Binsar Pandjaitan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI. Pelaporan dilakukan terkait pemberian amplop terhadap Kiai Zubair Muntasor saat berkunjung ke Pondok Pesantren Nurul Cholil, Madura, pada 30 Maret 2019.
Juru Bicara ACTA Hanfi Fajri menduga, apa yang telah dilakukan oleh Luhut yakni memberikan amplop kepada Kiai Zubair upaya untuk mencari dukungan terhadap calon Presiden Joko Widodo pada Pemilu 2019 nanti.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
"Pada saat pertemuan yang disampaikan oleh Pak Luhut Binsar Pandjaitan kepada Pak Kiai itu adalah untuk tanggal 17 datang ke TPS dengan mengajak umat dan santri untuk menggunakan baju putih," katanya di Kantor Bawaslu RI, Jakarta Pusat, Jumat (5/4).
Dia menilai, permintaan Luhut terhadap Kiai Zubair untuk mengajak santrinya menggunakan baju putih pada Pemilu nanti itu sangat identik dengan jargon atau ciri khas dari capres-cawapres nomor urut 01. Yang mana jargon itu juga sudah diklaim oleh Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf sebagai salah satu bentuk dukungan.
Menurutnya, apa yang telah dilakukan oleh Luhut merupakan tindakan yang tidak netral pada Pemilu 2019. Karena, saat itu Luhut datang sebagai Menko Kemaritiman dan bukan sebagai tim juru kampanye yang memang tak terdaftar sebagai juru kampanye di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Kedatangan Pak Luhut Binsar Pandjaitan tersebut adalah sebagai Menteri adalah ada upaya untuk memobilisasi massa untuk datang ke TPS dengan melakukan pengarahan pemilihan kepada nomor urut 01," ungkapnya.
"Nah, tindakan yang dilakukan oleh Pak Luhut tersebut adalah tindakan sebagai pejabat negara yang tidak netral, ketidaknetralan tersebut dengan memberikan amplop yang bertujuan untuk meminta dukungan kepada para santri dan Kiai di Madura untuk memenangkan capres nomor urut 01," sambungnya.
Bukan hanya melaporkan terkait viralnya video Luhut dalam memberikan amplop. Dalam laporan dengan Nomor 43/LP/PP/RI/00.00/IV/2019, ia juga melaporkan Luhut yang mana saat itu juga beriringan dengan mobil kampanye dari capres-cawapres nomor urut 01.
"Kami melihat dia itu Pak Luhut ini beriringan mobilnya dengan mobil kampanye nomor 01. Berarti artinya tindakan tersebut dia makanya Pak Luhut ini tidak mau cuti karena dia tidak mau masuk dalam juru kampanye ya dia bisa seenak-enaknya, semena-mena untuk melakukan kampanye. Secara tidak langsung tindakan Pak Luhut itu adalah menyampaikan kampanye yang dilakukan oleh Jokowi," sebutnya.
Barang bukti yang dibawa oleh pihaknya yakni sejumlah rekaman video Luhut dan sejumlah beberapa screenshot video Luhut yang sedang memberikan amplop, beriringan dengan mobil kampanye Jokowi dan berbisik dengan Kiai Zubair.
"Kami berharap kepada Bawaslu untuk melakukan tindakan yang tegas kepada tindakan yang dilakukan oleh Luhut Binsar Panjaitan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 283 juncto pasal 547 undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tindakan tersebut tindakan yang dilarang karena tidak boleh memberikan sesuatu untuk mengarah dan mengajak kepada masyarakat untuk memilih kepada salah satu paslon yaitu nomor 01, maka di sini kami menduga di sini adanya terstruktur sistematis untuk melakukan money politik," pungkasnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, meluruskan kabar miring terkait kunjungannya ke Pondok Pesantren Nurul Cholil Bangkalan, Madura. Kunjungan dilakukan Sabtu 30 Maret lalu.
Setelah kunjungan itu, beredar video saat Luhut memberikan amplop kepada pemimpin ponpes, Kiai Zubair Muntasir. Video itu viral setelah diunggah Waketum Partai Demokrat, Andi Arief, dan ditambahkan keterangan 'Ini cara Jokowi membeli suara'.
Luhut memastikan kedatangannya ke Ponpes Nurul Cholil hanya untuk silaturahmi. Kebetulan dia juga mendengar kabar Kiai Zubair sedang sakit.
"Mengenai kunjungan ke Bangkalan, saya sengaja menjenguk KH Zubair Muntasor yang saya dengar memiliki masalah kesehatan. Tentu hal ini tidak patut saya ceritakan ke publik secara lebih mendetail karena privasi beliau," kata Luhut dalam siaran pers yang diterima merdeka.com, Jumat (5/4).
Sebenarnya, kata Luhut, kunjungan ke ponpes sudah sering dia lakukan saat menjabat Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya di Madiun Jawa
Timur pada tahun 1995. Alasannya, keberadaan pesantren telah menjadi pilar penting untuk menjaga kekokohan NKRI.
"Dari kebiasaan itulah saya mulai mengenal almarhum Gus Dur yang kemudian banyak mengajari saya tentang tradisi pesantren, sejarah Islam, dan tentang Islam yang membawa kedamaian," katanya.
Luhut mengaku saat kunjungan itu dia memang memberikan amplop yang disebut sebagai bantuan untuk pengobatan Kiai Zubair. Dia juga mendapatkan oleh-oleh berupa batik dan batu akik.
"Sebagai tamu yang dijamu dan disambut dengan hangat, saya hanya dapat membalas dengan memberi bisyaroh sekedarnya untuk membantu pengobatan Beliau. Sayapun lebih dulu diberi oleh-oleh berupa batik dan batu akik. Begitulah tradisi yang kami lakukan untuk menjaga tali silaturahmi," katanya.
Pertemuan itu, katanya, berlangsung singkat hanya 15 menit. Meski kunjungan silaturahmi, Luhut tetap mengingatkan Pemilu 2019 sebentar lagi dan jangan sampai tidak memberikan hak suara alias golput.
Luhut menyesalkan jika momen tersebut dimanfaatkan pihak tentu yang mengatakan sebagai jual beli suara. Dia menyebut itu sebagai fitnah dan telah mencoreng kehormatan Kiai Zubair Muntasor dan pondok pesantren yang diasuhnya.
"Saya mengimbau kepada para elite agar mengedepankan pikiran jernih ketimbang prasangka buruk dan hati yang bersih ketimbang hati yang penuh kecurigaan. Ajaran hubungan dan jalinan silahturahmi yang sudah diajarkan turun temurun oleh para leluhur kita jangan dirusak oleh kepentingan sesaat para elite," katanya.
"Sebelum bertindak bertanyalah dan berdialoglah dengan hati nurani yang paling dalam untuk melakukan sesuatu yang terbaik," tegas Luhut.
Baca juga:
TKN Jokowi Luncurkan Aplikasi 'Jamin' Untuk Bantu Pendukung Kawal Suara di TPS
Prabowo Kelelahan, Fahri Hamzah Minta Para Pendukung Mengerti
KPP Dukung Pernyataan Hendropriyono Soal Pertarungan Ideologi Pancasila Vs Khilafah
Tiga Kali KPU Diserang Isu Hoaks
Video Server KPU Diatur Menangkan 01 Diambil di Rumah Mantan Bupati Serang
Ini Rekayasa Lalu Lintas Saat Kampanye Akbar Prabowo-Sandi di GBK Minggu Lusa