Dikawal ketat polisi, 3 Cawali Kota Semarang debat kebudayaan
Dialog itu untuk memperlihatkan perlunya pembangunan seni dan budaya.
Tiga bakal calon Wali Kota Semarang yang akan maju di pilkada serentak pada 9 Desember mendatang, Kamis (12/8) mendatangi kegiatan Pazaar Seni 2015 di Kompleks Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Jalan Sriwijaya, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Ketiga bakal calon Walikota Semarang itu di antaranya; Sigit Ibnugroho Sarasprono (Sigit), Hendrar Prihadi (Hendi) dan Soemarmo HS (Marmo). Mereka diundang secara khusus oleh Dewan Kesenian Kota Semarang (Dekase) untuk melakukan diskusi atau debat terkait persoalan perkembangan kebudayaan, khususnya di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Acara debat itu merupakan salah satu rangkaian acara Pazaar Seni 2015 yang berlangsung pada 8 Agustus sampai 19 Agustus mendatang yang telah dibuka oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada Sabtu (8/8) lalu.
Pertama hadir, cawali dari PKB dan PKS Soemarmo ditemani oleh puluhan simpatisan dan pendukungnya. Marmo begitu datang langsung menuju ke Ruang Theater Terbuka TBRS Semarang.
Kemudian disusul kedua cawali yang diusung PDIP, NasDem, Demokrat, Hendi dan Sigit yang diusung Gerindra, PAN dan Golkar secara bersamaan. Hanya saja keduanya datang di sisi jalan terpisah.
Hendi yang datang di sisi kiri stan Pazaar Seni langsung mendatangi salah satu stan yang menjual berbagai hasil kaos khas Semarang yang dijajakan oleh mahasiswa. Hendi kemudian memborong kaos lalu dibagikan kepada beberapa simpatisannya.
"Ya saya borong kaos yang dijual mahasiswa buat simpatisan. Supaya roda perekonomian di Pasar Seni ini berjalan," kata Hendi yang langsung memakai kaos bergambar lukisan Gedung Lawangsewu kepada wartawan.
Kemudian cawali Sigit yang datang hampir bersamaan dengan Hendi langsung menyusuri beberapa stan yang ada di bagian tengah pameran Pazaar Seni. Ditemani calon wakilnya, Agus Sutyoso dan mengenakan hem putih berlogo 'S' layaknya bentuk huruf superhero Superman menyusuri dan melihat-lihat beberapa karya lukisan para seniman.
Suasana menjelang debat semakin panas saat simpatisan Hendi yang mayoritas kader PDIP dan simpatisan Sigit bertemu di satu titik stan menuju ke Ruang Theater Terbuka Taman Budaya Raden Saleh Semarang.
"Hendi! Hebat!" teriak puluhan dari ratusan simpatisan Hendi.
Sorak-sorak itu dijawab dengan simpatisan Sigit. "Si bagus, menang !" teriak simpatisan Sigit.
Dengan pengawalan ketat ratusan anggota polisi setempat, ratusan peserta diskusi dan debat memasuki Gedung Theater Terbuka TBRS Kota Semarang dengan tertib. Diskusi pun langsung dimulai yang dimoderatori oleh penulis dan jurnalis Achiar M Permana.
Ketua Dekase, Mulyo Hadi Purnomo mengatakan dialog tersebut untuk memperlihatkan selama ini pembangunan tidak hanya materil namun juga seni budaya.
"Apalagi Kota Semarang yang menjadi Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah justru tidak menonjol dalam bidang seni. Ini era industri kreatif, kita optimis. Ini bagian 'pemaksaan' pegiat seni dan dewan seni," tegasnya.
Debat pun langsung dimulai dengan pembukaan dari ketiga cawali membahas tentang makna dari kebudayaan. Satu persatu cawali dimulai dari Sigit, Hendi, dan yang terakhir adalah cawali Soemarmo. Upaya saling menyindir antar cawali pun tak bisa terelakan dan dilakukan oleh simpatisan dan pendukung mereka selama acara debat berlangsung.