Dino pilih safari politik ketimbang kampanye terbuka
Dino mengaku, di tempat yang ia kunjungi lebih menawarkan gagasan-gagasan.
Selama melakukan safari politik ke beberapa pondok pesantren dan pelaku usaha kecil dan menengah di Jawa Barat, peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat, Dino Patti Djalal tak pernah membawa atribut Partai Demokrat.
Saat ditanya akan hal tersebut, Dino mengaku lebih suka melakukan soft campaign dibandingkan kampanye terbuka dengan massa besar yang menampilkan atribut partai.
"Saya enggak tahu. Saya lebih nyaman melakukan soft campaign. Percaya atau enggak, waktu saya bicara di depan para santri, saya minta kepada panitia supaya jangan bilang saya capres," tutur Dino kepada wartawan di Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (30/3),
Mantan Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat itu menjelaskan, alasannya memilih wilayah pondok pesantren sebagai tempat kunjungannya karena lebih terbuka menawarkan gagasan kepada para santri.
Dia pun membantah kunjungannya ke pondok pesantren hanya untuk melakukan kampanye politik. Pasalnya menurut Dino, para santri tersebut belum memiliki hak pilih sehingga tidak bisa disebut sebagai kampanye politik.
Begitu juga dengan kunjungannya ke beberapa sentra kerajinan di Jawa Barat. Dino mengaku lebih banyak berbicara tentang situasi ekonomi Indonesia menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN. Menurutnya, hal itu lebih bermanfaat untuk rakyat.
"Saya yakin pasti sedikit yang tahu. Saya ingin mereka tahu. Jadi jangan mereka nanti kaget-kagetan," imbuhnya.