Disebut Tak Solid Dukung Jokowi, Ini Cara PPP Satukan Suara Kader
Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani mengungkap salah satu strategi agar partainya solid mendukung pada pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin. Salah satu caranya dengan melakukan micro canvasing dan micro targeting.
Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani mengungkap salah satu strategi agar partainya solid mendukung pada pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin. Salah satu caranya dengan melakukan micro canvasing dan micro targeting.
Dalam survei indikator dikatakan ada 14 partai yang belum solid mendukung pasangan capres-cawapresnya di Pilpres 2019. Di antaranya PPP dimana 43,2 persen kadernya masih mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Ya micro canvassing dan micro targeting. Kalau dilihat Pak Romi itu jadi Ketum dia tidak nyaleg. Salah satu alasannya ya itu agar bisa kemana-mana," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (24/1).
Menurutnya, tidak ada cara lain selain melakukan micro canvasing dan mico targeting. Dimana PPP berusaha turun langsung dan melakukan sosialisasi langsung.
"Kalau kita kontrol lewat medsos kan yang ada ribut saja di medsos. Maka satu satunya cara ya dengan micro targeting, micro canvasing. Datangi orangnya, diajak diberi informasi tentang yang sebenarnya," ungkapnya.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf itu juga menegaskan, persentase kadernya yang mendukung pasangan capres-cawapresnya terus bertambah. Walaupun belum bisa dibandingkan dengan persentase dukungan PDIP, PKB atau NasDem.
"Kalau dibandingkan denga PDIP, PKB, NasDem memang tidak bisa dibandingkan. Karena pada 2014 mereka kan sudah bersama Pak Jokowi," ucapnya.
Baca juga:
Dulu Dukung Prabowo, PPP Anggap Wajar Kadernya Belum Penuh Dukung Jokowi
Ketum PPP Usul Jokowi Naikkan PKH Dua Kali Lipat
Tokoh PPP: Kalau Ada Kader Akar Rumput Dukung Jokowi Sampai 25%, Luar Biasa
Pendiri Mega Bintang Nilai Sekjen PDIP Tak Paham Sejarah
PPP-PDIP Bangkitkan Kembali Koalisi Mega-Bintang yang Dulu Goyang Orde Baru
PPP Minta Amien Rais Fokus Bereskan Dinamika Internal PAN
Hasto Singgung Sikap Prabowo soal Palestina saat Bertandang ke Rumah Pimpinan PPP