Djoko Santoso Sebut Ada 23 Negara Uni Eropa Ingin jadi Pemantau Pemilu
"Ada 23 negara yang sudah menawarkan diri ke BPN Prabowo-Sandi. Mereka siap jika diminta menjadi pemantau pemilu," ujar Djoko.
Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Djoko Santoso mengungkapkan, ada sekitar 23 negara Uni Eropa ingin menjadi pemantau Pemilu 2019. Mereka menawarkan diri untuk memantau Pilpres dan Pileg yang akan dihelat 17 April mendatang.
"Ada 23 negara yang sudah menawarkan diri ke BPN Prabowo-Sandi. Mereka siap jika diminta menjadi pemantau pemilu," ujar Djoko, di Solo, Jumat (22/3).
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
Djoko menilai, pemantau pemilu dari luar negeri sangat penting untuk memastikan pemilu agar berjalan jujur dan adil. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh penyelenggara pemilu agar potensi masalah di kemudian hari dapat teratasi. Salah satunya adalah melibatkan pemantau dari luar negeri.
"Kalau pemilu berjalan jurdil negara Indonesia pasti aman dan damai," katanya.
Djoko mengaku sudah sejak lama bersahabat dengan negara-negara Eropa. Persahabatan itu dipupuk saat MoU Helsinki di Firlandia pada Agustus 2005.
Sehingga, menurutnya, wajar jika mereka menawarkan diri menjadi pemantau pemilu. Dia mengatakan MoU Helsinki merupakan perjanjian damai antara Gerakan Aceh Merdeka dengan pemerintah Indonesia.
"Kalau diibaratkan seorang wasit sepak bola tidak netral, pasti pemainnya pada berkelahi. Demikian juga saat pemilu nanti," ucapnya.
Kendati demikian, pihaknya kurang mengetahui berapa jumlah pemantau luar negeri yang dibutuhkan pada pemilu nanti. Dia menyerahkan sepenuhnya soal teknis pemantau pemilu luar negeri ke KPU. Djoko mengaku sudah mengusulkan ke KPU terkait soal tersebut.
Baca juga:
Sandiaga Kunjungi Muhammadiyah DIY: Gara-Gara Pilpres Kita Hilang Akal Sehat
Ma'ruf Amin dan Menu Favorit Ikan Selama Safari Keliling Indonesia
Cerita Ma'ruf Amin Kewalahan Banyak Pendukung Minta Cium Tangan Hingga Pipi
Ma'ruf Mengaku Jaga Kebugaran dengan Tidur dan Istirahat yang Cukup
Politikus PDIP: Senjata Pamungkas Jokowi Jika Ingin Menang Adalah Blusukan