'Dukung Ahok, Megawati punya agenda tersembunyi di 2019'
Dukung Ahok, Megawati punya agenda tersembunyi di 2019. Kemungkinan besar, Djarot yang akan menggantikan Ahok jadi gubernur DKI Jakarta karena Ahok tak lagi di DKI pada 2019.
Keputusan PDIP untuk mengusung pasangan Basuki T Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat dikritik oleh Gerindra. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengatakan tidak ada yang istimewa dengan masuknya dukungan PDIP untuk Ahok. Suntikan kekuatan dari PDIP, katanya, tetap tidak mudah bagi Ahok menang di Pilgub DKI.
"Pasangan Ahok-Djarot sebenarnya tidak ada yang istimewa sekalipun didukung oleh PDIP, Golkar, Hanura dan NasDem, serta tidak mudah untuk memenangkan pilgub 2017," kata Arief saat dihubungi, Rabu (21/9).
Bahkan, menurut Arief, ada agenda politik terselubung di balik keputusan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk mengusung Ahok-Djarot. Tetapi, hanya Mega dan elite PDIP yang tahu kepentingan politis tersebut.
"Langkah Megawati mendukung Ahok-Djarot itu sudah sangat benar dan ada agenda tersembunyi yang hanya elite PDIP dan Ibu Mega yang tahu," tegasnya.
Arief menduga, dukungan kepada Ahok hanya sebagai batu loncatan untuk Pilpres 2019. Kemungkinan besar, Djarot yang akan menggantikan Ahok jadi gubernur DKI Jakarta karena Ahok tak lagi di DKI pada 2019.
"Lihat saja nanti jika pasangan Ahok-Djarot memang di Pilgub kita pastikan apakah Ahok akan menjabat sebagai Gubernur atau Djarot yang akan menggantikan Ahok sebagai Gubernur," sambung Arief.
Ditambahkannya, Gerindra telah memiliki strategi untuk menumbangkan duet Ahok-Djarot. Arief juga mengklaim strategi yang dimiliki Gerindra akan mampu menarik warga DKI untuk memilih pasangan calon yang mereka usung.
"Yang pasti Gerindra menyikapi langkah PDIP yang mengusung Ahok-Djarot. Yang pasti sudah punya strategi untuk menghadapi mereka dan mengalahkan mereka .lihat saja nanti Wong cilik di Jakarta akan berbalik ke Gerindra," klaimnya.