Eko Patrio: Keperawanan area pribadi, tak usah jadi syarat lulus SMA
"Keperawanan itu bisa jadi dia kena musibah, kecelakaan dan hal-hal yang lain, bukan seperti seks pranikah," kata Eko.
Anggota Komisi X DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Eko Hendro Purnomo atau yang akrab disapa Eko Patrio mengatakan, wacana tes keperawanan sebagai syarat kelulusan siswi SMU di Jember, tak perlu diadakan. Menurut mantan pelawak itu, tes keperawanan tidak ada kaitannya dengan pendidikan.
"Ya buat saya sudah enggak produktif ya ada test-test keperawanan dalam hal-hal yang enggak terlalu krusial buat saya, dengan ada test keperawanan. Tidak perlu untuk test keperawanan ini," kata Eko di Gedung Nusantara II DPR RI, Jakarta, Rabu (11/2).
Lebih jauh Eko mengatakan, keperawanan merupakan hal yang bersifat pribadi, sehingga tak perlu dilakukan tes.
"Karena itu kan sangat-sangat pribadi sekali, dan ini sudah banyak pembahasan buat saya sudahlah, hal-hal yang telalu amat pribadi dan tidak krusial sekali untuk diperdebatkan," tambahnya.
Menurut Eko, perawan atau tidaknya seseorang bukan semata-mata karena telah melakukan hubungan seks pranikah. Namun menurutnya banyak hal yang mempengaruhi ketidak perawanan seseorang seperti faktor kecelakaan.
Bagi Eko, bila tes keperawanan dilakukan untuk mengukur moralitas seseorang, maka hal itu harus dikembalikan ke sekolah sebagai wadah pendidikan dan pribadi orang yang bersangkutan.
"Dan bicara keperawanan itu bisa jadi dia kena musibah, kecelakaan dan hal-hal yang lain, bukan seperti seks pranikah. Iya yang terpenting kemampuan, kalau bicara setelah itu, moral kembali lagi ke sekolah tersebut, dan pendidikan orang tersebut," katanya.
Sebelumnya, siswi SMA di Jember dibuat resah. Pasalnya, sejumlah legislator anggota Komisi D DPRD Jember mengusulkan untuk dilakukan tes keperawanan sebagai syarat kelulusan. Usulan tersebut nantinya dimasukkan dalam peraturan daerah (Perda) Akhlakul Karimah.