Elektabilitas Golkar merosot tanggung jawab semua, bukan cuma Setnov
Elektabilitas Golkar merosot tanggung jawab semua, bukan cuma Setnov. Kemenangan Setnov di praperadilan Jumat (29/9) lalu, harus disambut baik oleh semua kader. Dia berharap, kemenangan Setnov membuat Partai Golkar lebih solid.
Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Sulawesi Tenggara, Ridwan Bae menegaskan, turunnya elektabilitas partai jelang Pemilu 2019 tanggung jawab semua kader. Menurut dia, merosotnya elektabilitas Golkar bukan semata kesalahan ketua umum Setya Novanto.
"Bicara soal elektabilitas tanggung jawab semua kader. DPP itu ada 41 bidang, 279 pengurus. Maka berarti itu selain itu ditambah 34 provinsi kemudian ditambah 540 kabupaten kota seluruh Indonesia, lalu desa dan desa kecamatan ada 80 ribu seluruh Indonesia itu semua bertanggungjawab, tidak hanya dia (Setya Novanto)," ujar Ridwan di RS Premier Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (2/10).
Menurutnya, elektabilitas Golkar sudah turun sejak lama. Kasus korupsi e-KTP yang sempat menjerat Setnov tidak begitu mempengaruhi. "Emang udah lama turun duluan," ucapnya.
Kemenangan Setnov di praperadilan Jumat (29/9) lalu, harus disambut baik oleh semua kader. Dia berharap, kemenangan Setnov membuat Partai Golkar lebih solid.
"Kemenangan Pak Novanto secara pribadi di praperadilan harus kita sambut dengan suasana yang makin meningkatkan solidaritas kami semua di seluruh Indonesia," tutur Ridwan.
Akan tetapi, kemenangan Setnov malah memicu kecaman di masyarakat. Warganet mencibir Setnov melalui meme. Ridwan berpendapat mereka itu tidak tahu menahu substansi masalahnya. Lantas, di sinilah tugas kader Golkar justru harus meluruskan.
"Masyarakat ini kan baru mendengar luar nya isinya belum, menjadi kewajiban Partai Golkar di wilayah orang di meme-meme itu untuk menyampaikan bahwa tidak seperti itu," pungkasnya.
Seperti diketahui, Tim Pengkajian menyebutkan elektabilitas Golkar di bawah 10 persen. Oleh sebab itu, Tim merekomendasikan agar Novanto nonaktif untuk fokus menghadapi persoalan hukum dan kesehatannya.
Baca juga:
Kader Golkar Jabar desak DPP keluarkan rekomendasi untuk Dedi Mulyadi
Golkar Jabar: Di Rakerda, tak ada nama lain selain Dedi Mulyadi
Setya Novanto sudah bisa ngobrol sampai 10 menit, masker dilepas
Dedi Mulyadi kecewa ada nama lain muncul jadi kandidat Cagub Jabar di Golkar
DPP Golkar rapat tentukan Pilgub Jabar, pendukung Dedi Mulyadi demo
Dukungan Golkar di Pilgub Jabar 2018 ditentukan hari ini
Setnov menang praperadilan, tak ada alasan buat tunjuk Plt ketum Golkar
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Siapa yang mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar? Presiden terpilih periode 2024-2029 sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar atas kerja keras memenangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
-
Siapa yang diusung oleh Partai Golkar sebagai Cawapres? Partai Golkar resmi mengusung Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.