Fahri desak Jokowi segera damaikan Jusuf Kalla dan Rizal Ramli
"Bantah-bantahan itu final di dalam rapat kabinet, tapi jangan muncul di publik."
Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah berharap agar perdebatan di internal Kabinet Kerja sebaiknya segera diselesaikan. Bahkan kalau bisa Presiden Joko Widodo segera bertindak untuk mendamaikan antara Menko Kemaritiman Rizal Ramli yang 'perang terbuka' dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Tapi kemudian Pak Jokowi jangan seperti melihat raksasa berkelahi. Bagaimana pun Presiden adalah Joko Widodo. Presiden harus mendamaikan ini agar tidak dilihat oleh pasar. Bantah-bantahan itu final di dalam rapat kabinet, tapi jangan muncul di publik. Sebab publik mengambil keputusan dari eksekutif," kata Fahri di Kompleks Parlemen DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (19/8).
Politikus PKS ini sebetulnya mengakui bahwa para menteri yang dipilih oleh Presiden Jokowi punya kapabilitas tinggi. Maka dari itu dia juga menitipkan harapan agar setiap menteri mampu bekerjasama dengan baik.
"Tesis daripada reshuffle tahap I, Pak Jokowi kan memperkuat koordinasi di antara para menteri. Saya mengapresiasi karena semua menteri yang masuk ini kelas berat semua. Saya berharap mereka akan lakukan koordinasi dengan baik," tuturnya.
Selain itu, Fahri mendorong agar pertikaian yang melibatkan menteri ini diselesaikan melalui mekanisme rapat kabinet. Sebab menurutnya perdebatan di depan publik harusnya hanya ada di tingkatan legislatif.
"Selesaikan di dalam rapat kabinet. Saya yakinlah Pak Jokowi mampu memimpin kabinet. Tolong lah pembagian tugas ini dibicarakan jangan tampakkan perdebatan di depan umum. Kalau pun berdebat sampai gebrak meja itu engak apa-apa di internal," ujarnya.
Lanjut dia, perdebatan di ranah eksekutif dapat mempengaruhi sentimen pasar. Namun, dia menilai Rizal Ramli memang orang yang memiliki karakter khas riset mendalam dan biasa menyampaikan pendapat dengan kritis.
"Saya tidak bisa langsung menyalahkan Pak Rizal sebab mungkin dia punya observasi yang dalam. Dalam hal ini Pak Rizal juga pengamat yang kritis," tutupnya.