Gabung jadi caleg, 14 purnawirawan TNI siap menangkan PDIP dan Jokowi
15 Purnawirawan TNI yang bergabung dan mencalonkan diri sebagai anggota DPR dari PDIP menyatakan siap memenangkan PDIP dan Presiden Jokowi di Pilpres 2019. Mereka ingin Jokowi terus melanjutkan pembangunan yang sudah terbukti nyata di periode kedua nanti.
14 Purnawirawan TNI yang bergabung dan mencalonkan diri sebagai anggota DPR dari PDIP menyatakan siap memenangkan PDIP dan Presiden Jokowi di Pilpres 2019. Mereka ingin Jokowi terus melanjutkan pembangunan yang sudah terbukti nyata di periode kedua nanti.
Kesiapan 14 purnawirawan TNI itu disampaikan saat acara Pembekalan Bacaleg Purnawirawan TNI di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jl Diponegoro 58, Jakarta, Rabu (1/8).
-
Kapan PDIP menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Kenapa PDIP menang di pemilu 2019? Kemenangan ini juga menunjukkan bahwa citra dan program kerja yang ditawarkan oleh PDIP dapat diterima oleh masyarakat luas.
-
Bagaimana PDIP bisa menang di pemilu 2019? PDIP berhasil meraih kemenangan yang signifikan dalam pemilu 2019 dan menjadi partai pemenang dengan persentase suara tertinggi, menunjukkan popularitas dan kepercayaan yang dimiliki oleh partai ini di mata masyarakat Indonesia.
-
Kenapa PDIP bisa menjadi partai pemenang Pemilu 2019? PDIP berhasil menarik pemilih dengan agenda-agenda politiknya dan berhasil meraih kepercayaan masyarakat. Dengan perolehan suara yang signifikan, PDIP memperoleh kekuatan politik yang kuat dan pengaruh yang besar dalam pemerintahan.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
Mereka yang hadir yakni Marsda (Purn) Yan Manggesa, Laksda (Purn) Yuhastihar, Mayjen (Purn) Ch. H. Sidabutar, Mayjen (Purn) Bambang Haryanto, Marsda (Purn) Benedictus Widjanarko, Marsma (Purn) Johanes Urip Utomo, Marsda (Purn) Warsono, Kolonel (Purn) Hargo Yuwono, Mayjen (Purn) Sakkan Tampubolon, Kolonel (Purn) Agus Zulkarnain, Brigjen (Purn) Syukran Hambali, Mayjen (Purn) Sturman Pandjaitan, Kolonel (Purn) Sanius Abastari dan Kolonel (Purn) S. Marzuki.
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengapresiasi kesiapan para purnawirawan TNI yang tidak diragukan lagi komitmennya terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Kebhinnekaan Indonesia.
"Lebih dari itu, kita sangat mengapresiasi kesiapan para purnawirawan TNI. Beliau2 adalah para patriot bangsa, yang nasionalismenya tidak perlu diragukan dan senafas dengan PDI Perjuangan," kata Hasto.
Dalam kesempatan itu, Hasto menegaskan bahwa PDI Perjuangan adalah partai ideologis Pancasila. Kami meneladani ide, gagasan, cita-cita, dan perjuangan Bung Karno yang salah satunya mencanangkan pembentukan Badan Keamanan Rakyat pada tanggal 23 Agustus 1945 sebagai cikal bakal ABRI yang kemudian menjadi TNI yang kita peringati setiap tanggal 5 Oktober.
"TNI adalah kekuatan pertahanan, dan penjaga kedaulatan NKRI yang terus kita perkuat agar semakin disegani sebagaimana tahun 60an di mana saat itu Angkatan Bersenjata kita terkuat di negara-negara belahan bumi selatan di bawah garis khatulistiwa"
Hasto mengatakan, pembentukan angkatan bersenjata tak lepas dari dialektika pemikiran Bung Karno dalam pidato Indonesia Menggugat pada 1930 bahwa Indonesia akan merdeka ketika Pasifik membara karena Perang Dunia.
"Maka Bung Karno memilih bekerjasama dengan Jepang, dan kemudian membentuk PETA (Pembela Tanah Air) sebagai cikal bakal ABRI, yang merupakan integrasi dari seluruh kekuatan bersenjata Indonesia, mengingat revolusi fisik saat itu menghadirkan banyak laskar rakyat sebagai pembentuk jati diri TNI yang berasal dari rakyat", ujar Hasto.
Lebih jauh, Hasto menegaskan, PDIP selalu konsisten untuk mendorong netralitas TNI. "Namanya TNI dan Polri aktif tidak boleh berpolitik dalam negara," tegas Hasto kepada para purnawirawan yang kini mulai berpolitik.
Soal netralitas ini, kata Hasto, juga didukung oleh pandangan PDI Perjuangan bahwa TNI adalah alat negara. Itu juga yang membuat Presiden ke-5 RI dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak pernah memandang latar belakang identitas ketika memilih pejabat TNI.
Hasto berharap, dengan bergabungnya para purnawirawan TNI dan Polri tersebut maka konfigurasi caleg PDIP semakin menunjukkan jati dirinya sebagai Rumah Kebangsaan Indonesia Raya.
Baca juga:
Jelang Pemilu 2019, KY akan beri pelatihan untuk 80 hakim
KY petakan 200 peradilan di daerah yang berpotensi konflik saat Pemilu
Di depan 9 Sekjen partai koalisi, Jokowi ungkap cawapres pilihannya
Cerita di balik dipilihnya rumah Maher Algadri untuk pertemuan koalisi Prabowo
Jokowi minta saran para sekjen agar tak kunci koalisi, buka peluang PAN merapat