Ganjar Sepakat dengan JK: Pemimpin Harus Jaga Emosi
Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla (JK) menyinggung soal pemimpin yang baik. Dia menyindir capres yang kerap marah-marah.
Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla (JK) menyinggung soal pemimpin yang baik. Dia menyindir capres yang kerap marah-marah.
- Jusuf Kalla Ibaratkan Pemimpin seperti Sopir: Kalau Suka Marah Emosi Bisa Tabrakan
- Ganjar Tanggapi Isu Pemakzulan Presiden Jokowi: Apa Pelanggaran yang Dilakukan?
- JK: Seorang Pejabat Bukan Hanya Presiden Kalau Langgar Sumpah, Kena Sanksi dari Allah dan UUD 1945
- Ganjar: Dari Awal Jusuf Kalla Selalu di Samping Anies
Ganjar Sepakat dengan JK: Pemimpin Harus Jaga Emosi
Menanggapi hal itu, Calon Presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengaku sependapat dengan JK. Sebab, dia menilai jika seseorang sering menampilkan kemarahan akan banyak orang yang tidak suka.
"Iya, pasti emosinya musti dijaga. Karena kalau pertunjukannya adalah kemarahan emosi, pasti ada beberapa tidak suka," kata Ganjar saat diwawancarai di Tegal, Jawa Tengah, Kamis (11/1).
Lebih lanjut, dia pun menilai seharusnya seorang pemimpin menampilkan edukasi bagi masyarakat. Ganjar mencontohkan saat dirinya debat capres kemarin, Minggu (7/1).
"Maka kita musti bisa menampilkan hal-hal yang lebih edukatif. Sebenarnya ada orang yang mengatakan tidak edukatif gitu. Tapi menurut saya itu edukasi paling baik. Umpama, saya tidak mau ngomong yang lain, saya ngomong diri saya sendiri," ucapnya.
Dia juga menyampaikan alasannya menampilkan data terus-menerus. Menurutnya, dengan penilaian target dan performance yang didukung data, maka publik akan teredukasi.
"Apakah akan tercapai atau tidak. Sebenarnya tidak percaya tidak apa-apa loh, asal argumentasinya benar," sambung dia.
Namun, meski data tersebut tak bisa disampaikan, Ganjar menyebut seorang pemimpin harus menyampaikan secara kualitatif agar memberikan edukasi kepada masyarakat.
"Itu saja sebenarnya, sehingga kalau kemudian bicaranya, ya tidak ada data yang bisa ditampilkan hari ini, oke secara kuantitatif tidak bisa. Maka setidaknya pemimpin itu bicara kualitatifnya. Edukasinya," imbuh Ganjar.
Sebelumnya, Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (JK) berbicara tentang pemimpin yang baik. JK mengibaratkan pemimpin negara ibarat sopir bus yang akan menentukan keselamatan perjalanan penumpang.
Hal itu disampaikan JK dalam acara bertajuk "Dialog Kebangsaan dan Kewirausahaan" yang digelar di Namira Syariah Hotel Surabaya, Jawa Timur, Rabu (10/1).
"Kita kan cari pemimpin buat ke depan, yang menentukan arah itu sopir yang menentukan keselamatan itu sopir," kata JK.
JK mengimbau masyarakat cermat memilih pemimpin. Dia lantas menyinggung capres lain yang, menurutnya, kerap marah-marah.
"Kalau pemimpinnya, sopirnya, marah-marah di depan rakyat, mau bagaimana?" ucapnya.
"Kalau kawan kita yang satu marah terus, bagaimana kira-kira negara dipimpin oleh orang yang suka marah? Bagaimana kira-kira kalau dia berdebat dengan kepala negara lain, bisa ditonjok kepala negara lain," tambah JK.
Lebih lanjut, JK mengatakan pemimpin negara harusnya tidak emosional dan memiliki gagasan. Sebab, kata dia, pemimpin nantinya akan menghadapi berbagai persoalan negara.
"Pemimpin harus tenang dan punya gagasan. Jangan emosional, karena persoalan bangsa ini banyak. Kalau tidak tenang berpikiran, harus mengambil keputusan yang baik, tentu pemimpin itu jangan emosional," kata JK.