'Genderuwo Paling Berbahaya Jika Sudah Menyatu dengan Kekuasaan'
Pernyataan Presiden Jokowi soal politik genderuwo menuai banyak reaksi. Praktisi Industri dan Bisnis Said Didu justru menyebut, hal yang paling berbahaya adalah genderuwo yang sudah masuk dalam sistem pemerintahan penguasa.
Pernyataan Presiden Jokowi soal politik genderuwo menuai banyak reaksi. Praktisi Industri dan Bisnis Said Didu justru menyebut, hal yang paling berbahaya adalah genderuwo yang sudah masuk dalam sistem pemerintahan penguasa.
Hal itu disampaikannya dalam diskusi 'Menumpas Genderuwo Ekonomi' di Prabowo-Sandi Media Center, Jalan Sriwijaya I No 35, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (14/11).
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
"Genderuwo yang paling bahaya di negara adalah kalau genderuwo itu sudah menyatu dengan kekuasaan," kata Said Didu.
Dia mencontohkan, selain utang pemerintah, perusahaan-perusahaan BUMN juga tak kalah memperbanyak utang. Publik pun dibuat terkejut karena pengurusan utang tersebut seolah 'gaib' dan secara tiba-tiba muncul hasil total angka utang BUMN.
"Lobi-lobi untuk mendapatkan sumber pembiayaan genderuwonya juga ada, termasuk itu BUMN-BUMN itu utangnya kemana kita tahu, tapi kita nggak tahu siapa yang urus tahu-tahu sudah dapat utang," ujarnya.
Di kesempatan sama, Akademisi sekaligus Anggota Sandinomics Rizal Halim menambahkan, secara kepercayaan masyarakat Jawa, genderuwo adalah makhluk gaib yang menakutkan dan menarik bila diumpamakan dengan kondisi ekonomi negara saat ini.
"Genderuwo ini mitologi Jawa yang tidak kelihatan tetapi menakutkan. Tidak pernah diakui keadaan dan ketiadaannya, tapi kita percaya. Ini menarik dan ilustrasi ini kita tarik dengan situasi ekonomi kita," kata Rizal.
Menurutnya, genderuwo yang dimaksud justru sama halnya dengan mafia ekonomi atau BUMN yang menyatu dengan penguasa. Mereka tidak terlihat namun membuat rugi negara.
"Ini persoalan yang kalau dilihat secara data time series terjadi berulang-ulang, jadi hebat ya bangsa ini. Setiap tahun terjadi tetapi diskusi itu-itu saja. Apakah kita sadar? Iya, tetapi tidak pernah diselesaikan," ucapnya.
Sementara, Pakar Ekonomi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Farouk Abdullah Alwyni mengatakan, sebenarnya pemerintah bisa terlepas dari politik genderuwo tersebut, jika mau transparan dan jujur kepada publik.
"Kalau birokrasinya dibikin efisien, transparan apa profesional dan dengan adanya birokrasi yang baik maka keterbukaan informasi itu akan bisa meminimalisir kelompok kepentingan pribadi itu, karena masyarakat punya akses yang sama," ucapnya.
Baca juga:
Ma'ruf Amin: Tuli, Budeg, Buta, Bukan Matanya, Tapi Buta Hatinya
PBNU: Dakwah Menebar Kebencian Bukan Ajaran Nabi Muhammad
Menantu Jokowi Hadiri Maulid Nabi di Rumah Ma'ruf Amin
Sekjen PKB Merapat ke Rumah Ma'ruf Amin
Target Prabowo-Sandi Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen Dinilai Berat
Di Hadapan Wisudawan Unpas, Sandiaga Ajak Lulusan Ciptakan Lapangan Kerja
Diskusi Bawaslu Bahas DPT Bermasalah