Gerindra Respons Tudingan Megawati soal Pengerahan Aparat di Pilgub Jateng
asco menyebut, jika ada kecurangan dibuktikan di Bawaslu.
Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad merespons terkait adanya isu dugaan pengerahan aparat di Pilgub Jateng untuk pemenangan paslon tertentu. Dasco menyebut, jika ada kecurangan dibuktikan di Bawaslu.
"Jadi saya pikir apa yang disampaikan tadi dan juga kemudian ada di beberapa media mungkin akan bisa dibuktikan apabila kemudian ada laporan ke Bawaslu, ke Gakkumdu, nanti kita akan lihat bagaimana prosesnya," kata Dasco di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (28/11).
- Sempat Geger Kasus Pembacokan Saksi Pilkada, Begini Kondisi Sampang Sehari Jelang Pencoblosan
- Gerindra Tak Bisa Buktikan Pelanggaran, MK Kandaskan Gugatan Pileg DPR di Dapil Papua Tengah
- Gerindra Minta Pemungutan Suara Ulang Pileg Dapil Maluku Utara, Ini Alasannya
- Gerindra soal Pertemuan Megawati-Prabowo: Lagi Disusun Jadwalnya
Dasco menyebut, unggulnya paslon yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) di sejumlah daerah adalah kemenangan rakyat. Usai pilkada, dia ingin para pihak membangun Indonesia bersama.
"Jadi kemenangan Pilkada pada saat ini adalah kemenangan seluruh rakyat Indonesia pada pesta demokrasi dan tentunya setelah Pilkada, lima hari kemudian kita sama-sama melihat ke depan untuk membangun Indonesia, membangun bangsa dalam rangka kemajuan Indonesia," tuturnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bereaksi keras atas kekalahan partainya di Jawa Tengah. Jawa Tengah dikenal sebagai kandang banteng karena menjadi basis pemilih loyal PDIP. Dia tidak terima PDIP kalah di Jateng karena begitu mengenal daerah tersebut sejak lama.
"Saya mengenal baik Jawa Tengah dengan baik. Saya terpilih sebagai anggota DPR RI tiga kali. Jawa Tengah bukan hanya 'kandang banteng', namun menjadi tempat persemaian gagasan nasionalisme dan patriotisme," kata Megawati dalam keterangannya, Rabu (27/11).
Megawati curiga, telah terjadi mobilisasi kekuasaan sehingga warga Jateng bungkam. Dia meyayangkan praktik-praktik ini sudah di luar batas-batas kepatutan etika, moral dan hati nurani.
"Namun dalam situasi ketika segala sesuatu bisa dimobilisasi oleh kekuasaan, maka yang terjadi adalah pembungkaman," tegas dia.
Untuk itu, Presiden ke-5 RI ini menyerukan kepada kader untuk tidak takut menyuarakan kebenaran.
"Jangan pernah takut untuk menyuarakan kebenaran," ujar Megawati.
Andika-Hendi Keok
Dia menegaskan, PDIP tidak akan lelah berjuang melawan intimidasi penguasa.
"Ingat, bahwa pilkada seharusnya mencerminkan peningkatan peradaban, etika, moral, hari nurani harus jelas tergambarkan," tutup Megawati.
Diketahui, jagoan PDIP di Pilkada Jateng Andika Perkasa-Hendrar Prihadi keok dari paslon KIM Plus Ahmad Luthfi-Taj Yasin.
Dalam quick count Charta Politika 100 persen suara masuk, Ahmad Luthfi-Taj Yasin mengantongi 58,44 persen, sementara Andika-Hendi meraup 41,56 persen.