Gerindra sebut Aher dan Anis Matta layak dampingi Prabowo
Ferry menyebut dari sembilan nama kader PKS, ada beberapa yang layak mendampingi Prabowo. Misalnya saja, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan mantan Presiden PKS Anis Matta.
Partai Gerindra tidak keberatan menggandeng kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai calon wakil presiden untuk mendampingi calon presiden Prabowo Subianto. Wakil Ketua Partai Gerindra Ferry Juliantono mengakui partainya tengah mengkaji peluang menduetkan satu dari sembilan kader PKS dengan Prabowo.
"Oh enggak dong, sangat enggak keberatan. Malah itu jadi pertimbangan utama kita," kata Ferry di Kampus UI, Salemba, Jakarta, Jumat (20/4).
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan PDIP menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
Ferry menyebut dari sembilan nama kader PKS, ada beberapa yang layak mendampingi Prabowo. Misalnya saja, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan mantan Presiden PKS Anis Matta.
Aher, menurut Ferry, merupakan pemimpin yang berprestasi di Jawa Barat. Selain dipercaya dua periode memerintah Jawa Barat, Aher juga banyak menerima penghargaan atas kinerjanya.
Selain itu, dia menyebut, Aher punya kedekatan dengan Prabowo. Aher diketahui pernah bertugas sebagai Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta di 2014 dan membawa pasangan itu meraih 60 persen suara Jabar.
"Ada Aher, orang yang berprestasi 2x sebagai Gubernur Jabar. Jabar meskipun ada kekurangannya tapi relatif jauh lebih baik dibanding Jateng. Kemudian penghargaan yang diterima Aher juga banyak," ungkapnya.
Sementara Anis Matta, Ferry menilainya juga memiliki kedekatan dengan Prabowo. Saat Pemilu 2014, Prabowo dan Anis ikut berkontribusi besar memperjuangkan Prabowo-Hatta.
"Itu dia 2014 kan presiden PKS yang keliling selalu dekat Prabowo. Jadi Prabowo sebenarnya enggak ada masalah dengan nama-nama yang diusulkan oleh PKS itu," ucapnya.
Sebelumnya, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan partainya akan mempertimbangkan untuk berpisah dengan Partai Gerindra jika 9 nama kader tidak dipilih menjadi calon wakil presiden Prabowo Subianto. Mardani mengakui peluang kadernya dipilih menjadi cawapres atau tidak oleh Prabowo cukup berimbang.
"Ya semua kondisi akan dihitung dikaji kalau ternyata kajiannya positif lanjut, kalau ternyata negatif belum tentu lanjut," kata Mardani.
PKS telah memiliki 9 kandidat presiden dan wakil presiden yang berasal kadernya sendiri. Kesembilan nama tokoh merupakan hasil kajian dari Majelis Syuro PKS.
Kesembilan nama kader PKS yang masuk bursa kandidat itu adalah Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Anis Matta, Irwan Prayitno, Mohamad Sohibul Iman, Salim Segaf Al'Jufrie, Tifatul Sembiring, Al Muzammil Yusuf, Mardani Ali Sera.
Baca juga:
Sohibul: Kalau Gatot diusung Gerindra kami terima, tapi cawapresnya PKS
Politisi PDIP sebut kans Jokowi menang Pilpres 2019 semakin besar
Rizal Ramli cerita keinginannya maju capres dan rencana jika jadi Presiden
PKS sebut pertemuan dengan SBY untuk bahas poros ketiga
Gerindra sebut koalisi Jokowi bisa pecah karena berebut Cawapres