Gerindra tegaskan gerakan #2019GantiPresiden bukan bagian dari Prabowo
Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria menegaskan, gerakan #2019GantiPresiden yang massif dilakukan di sejumlah daerah, bukan bagian dari Bakal Calon Presiden Prabowo Subianto.
Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria menegaskan, gerakan #2019GantiPresiden yang massif dilakukan di sejumlah daerah, bukan bagian dari Bakal Calon Presiden Prabowo Subianto.
"Ini bukan bagian dari Prabowo. Saya ingin klarifikasi karena gerakan ini jauh hari sebelum Prabowo menjadi capres, ini bukan buatan Prabowo, bukan," katanya dalam diskusi di Jakarta, Selasa (4/9).
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Siapa yang menjadi presiden setelah PDIP menang di pemilu 2019? Seiring dengan kemenangan PDIP, Joko Widodo juga kembali terpilih sebagai presiden Indonesia untuk masa jabatan kedua.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
Menurutnya, gerakan ini lahir dari masyarakat menyikapi situasi dan keadaan yang terjadi dewasa ini. Situasi masyarakat bawah yang merasakan kenaikan harga bahan-bahan pokok membuat masyarakat bereaksi.
Dilansir Antara, dia meminta pemerintah tidak perlu takut atau berlebihan dalam menyikapi gerakan ini. Cukup dengan menjawab tuntutan masyarakat tersebut.
"Tak perlu dipersekusi, kalau pemerintah mampu menjawab tuntutan itu, harga-harga lebih baik, masyarakat merasa kehidupan tidak terlalu berat, lapangan kerja tersedia, kesejahteraan meningkat, saya yakin gerakan ini juga tidak akan besar," katanya.
Dia mengatakan, gerakan tersebut merupakan hak masyarakat untuk mengungkapkan pendapat sesuai dengan konstitusi dan demokrasi. Untuk itu, dia mengecam tindakan yang melarang dan melakukan persekusi terhadap gerakan itu.
Dalam kesempatan sama, Pengamat Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti juga menyatakan tidak setuju dengan tindakan berlebihan pelarangan, pembubaran, dan persekusi atas gerakan tersebut. Karena hal itu tidak demokratis.
Meskipun demikian, dia menilai tagar tersebut juga tidak mencerdaskan masyarakat justru berujung sloganistis. Akibatnya, masyarakat demokratis yang seharusnya disuguhi oleh gagasan-gagasan dan ide-ide yang dipertarungkan, ditumpulkan hanya menjadi sekadar ganti presiden.
Menurut dia, tagar tersebut bisa dimaklumi saat sebelum capres mengerucut menjadi dua sekarang yang telah mendaftar ke KPU. Namun, kini dengan dua pasangan yang telah mendaftarkan ke KPU tentu publik harusnya diberi tahu, siapa presiden yang ingin diusung dan apa visi, misi, dan gagasan-gagasannya.
"Sekarang, ya, kalau tidak Pak Jokowi, ya. Pak Prabowo. Gagasan apa yang dibawa sehingga harus ganti presiden ini harus disampaikan, kalau tidak mendukung calon, presidennya bukan Pak Jokowi atau Pak Prabowo, misalnya, lalu siapa, idenya apa, gagasannya seperti apa," katanya.
Baca juga:
Tak mau warga terpecah belah, mahasiswa Tangsel tolak deklarasi #2019GantiPresiden
Mardani PKS minta GP Ansor adu kreatif dengan #2019GantiPresiden
PKS yakin jika #2019GantiPresiden solid Prabowo-Sandi bakal menang
Polisi tak izinkan jalan sehat yang hadirkan Ahmad Dhani & Neno Warisman di Solo
Mahfud MD minta aparat tegas sikapi pro kontra #2019GantiPresiden