Golkar buka pintu koalisi pemerintah di Pilgub Sumut
Sejak surat ketetapan DPP Partai Golkar mengusung Tengku Erry Nuradi-Ngogesa Sitepu sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur pada Pilgub Sumut 2018 beredar, Irham mengklaim pengurus partai lain semakin intens berkomunikasi dengan pihaknya.
DPD Partai Golkar Sumatera Utara membuka pintu koalisi besar untuk memenangkan pasangan Tengku Erry Nuradi-Ngogesa Sitepu pada Pilgub Sumut 2018. Tidak tertutup kemungkinan partai-partai pendukung pemerintah akan bergabung untuk mendukung pasangan ini.
Sekretaris DPD Partai Golkar Sumut Irham Buana Nasution mengklaim, pasangan yang mereka usung juga sudah mendapatkan dukungan dari PKB dan PKPI.
"Sudah ada keputusan dari beberapa partai, yaitu PKB dan PKPI. Kami harapkan partai lain juga bergabung," katanya dalam konferensi pers di Hotel Grand Aston, Medan, Rabu (23/8).
Sementara, Partai NasDem belum memberikan dukungan, meskipun Tengku Erry merupakan Ketua DPW Partai NasDem Sumut. Begitu pun, 22 kursi di DPRD Sumut yang dimiliki Golkar (17 kursi), PKB (3 kursi), dan PKPI (3 kursi) sudah cukup untuk mendaftarkan pasangan calon.
Irham mengatakan, keputusan Golkar mengusung Tengku Erry Nuradi-Ngogesa Sitepu didasarkan sejumlah faktor yang sangat rasional dan empiris. Kedua figur itu dinilai sebagai pilihan terbaik.
Selain incumbent, Tengku Erry Nuradi juga dinilai menguasai suara di pantai timur Sumut. Sementara Ngogesa Sitepu yang saat ini menjabat Bupati Langkat punya pengaruh di pantai barat.
Irham menambahkan, nama Tengku Erry Nuradi-Ngogesa Sitepu selalu unggul pada survei yang dilakukan 5 lembaga yang dipercaya Partai Golkar. Namun dia menolak membeberkan kandidat lain yang berpotensi menjadi penantang kuat pasangan itu.
"Menurut analisa kami paling ada 3 pasang calon dari partai politik. Itu di luar calon independen. Meskipun kami tahu, ada kader partai juga yang akan maju dari jalur independen. Saya tidak usah buka siapa orangnya," ungkapnya.
Sejak surat ketetapan DPP Partai Golkar mengusung Tengku Erry Nuradi-Ngogesa Sitepu sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur pada Pilgub Sumut 2018 beredar, Irham mengklaim pengurus partai lain semakin intens berkomunikasi dengan pihaknya.
"Sejak tadi malam saya terus dihubungi partai lain," jelasnya.
Ditanya tentang kemungkinan pecahnya koalisi besar pendukung pemerintah pada Pilgub Sumut, Irham mengatakan, hal sebaliknya justru bisa terjadi.
"Bukan tidak mungkin PDIP juga akan bergabung dengan kita," tegasnya.
Koalisi pendukung pemerintah ini cukup masuk akal. Seperti partai lain, Golkar memandang Pilgub Sumut 2018 sangat strategis. Alasannya pilkada 2018 beririsan langsung dengan Pileg dan Pilpres 2019.