Golkar Jabar Yakin Elektabilitas Airlangga Mampu Bersaing di Pemilu 2024
Ketua Badan Saksi Nasional (BSN) Partai Golkar Jawa Barat, Sukim Nur Arif optimis popularitas dan elektabilitas calon presiden Airlangga Hartarto akan mampu menyaingi capres partai Gerindra Prabowo Subianto di Tanah Pasundan.
Ketua Badan Saksi Nasional (BSN) Partai Golkar Jawa Barat, Sukim Nur Arif optimis popularitas dan elektabilitas calon presiden Airlangga Hartarto akan mampu menyaingi capres partai Gerindra Prabowo Subianto di Tanah Pasundan.
"Tren kenaikan berdasarkan survei menunjukan peningkatan setiap triwulan. Artinya ada rasa optimis bagi kami 2024 akan mampu bersaing dengan capres lainnya," ujar saat dihubungi, Rabu (1/12).
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Siapa yang menyampaikan keinginan aklamasi untuk Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar? Untuk informasi, kabar adanya keinginan aklamasi dari DPD I dalam penunjukkan Airlangga kembali memimpin Partai Golkar disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
Sukim mengatakan, saat ini seluruh pengurus Golkar Jawa Barat tingkat provinsi, kota dan kabupaten terus melakukan sosialisasi capres Airlangga ke masyarakat. Bukan hanya itu, penjaringan anggota, rekruitmen dan pengkaderan terus dilakukan.
"Pembentukan badan saksi di semua daerah sampai ke TPS-TPS sudah dimulai dari sekarang," lanjutnya.
Dia juga mengatakan, keberadaan relawan-relawan Airlangga Hartarto yang muncul di Jawa Barat sangat membantu sosialisasi tersebut.
Pembentukan itu menjadi ajang menggarap suara masyarakat untuk lebih mengenal lebih dekat capres Golkar
"Kita sangat terbantu dengan keberadaan relawan-relawan itu. Apalagi kalau masih dan di seluruh daerah," tambahnya.
Sukim menegaskan kembali keyakinannya akan popularitas Airlangga meningkat. Karena kerja keras seluruh komponen DPD, DPC, relawan dan badan-badan yang dibentuk untuk sosialisasi pencapresan.
Sebelumnya, Pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin menilai, suara Prabowo Subianto di Jawa Barat akan tergerus. Hal itu imbas, masyarakat yang kecewa bergabungnya Ketua Umum Partai Gerindra itu ke dalam koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Banyak masyarakat Jabar yang kecewa pada Prabowo," kata Ujang.
Ujang menilai, polarisasi pemilihan presiden masyarakat kerap berubah setiap pemilu, termasuk di Jabar. Warga Jabar bisa saja akan berpaling ke capres lain yang lebih menjanjikan dan memberi harapan.
"Semua capres lain punya potensi menang di Jabar," kata Ujang.
(mdk/rnd)