Hanura klaim timses tetap optimis meski elektabilitas Ahok jeblok
Hanura klaim timses tetap optimis meski elektabilitas Ahok jeblok. Dalam survei LSI, elektabilitas pasangan Ahok-Djarot merosot tajam, dari 24,6 persen menjadi 10,6 persen. Ini lantaran kasus dugaan penistaan agama sehingga membuat Ahok ditetapkan sebagai tersangka.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei elektabilitas terbaru pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Hasilnya, elektabilitas pasangan Basuki T Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat terjun bebas ke angka 10,6 persen karena dihantam kasus penistaan agama.
Menanggapi hal ini, Ketua DPP Partai Hanura Syarifuddin Suding mengatakan hasil survei itu akan menjadi pemantik bagi timses Ahok-Djarot untuk lebih keras bekerja meningkatkan elektabilitas jagoannya.
"Saya kira itu hal yang biasa saja dalam hal survei. Kita bahkan dalam rapat tim itu sebagai pemantik, pemicu untuk bekerja lebih keras lagi dalam kaitan bagaimana agar tingkat elektabilitas Pak Ahok itu tetap dipertahankan," kata Suding di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/11).
Suding menuturkan timses tetap optimis dan tidak khawatir dengan hasil survei tersebut. Dia juga memastikan mesin timses di wilayah-wilayah terus berjalan memenangkan Ahok-Djarot.
"Dari laporan tim di lapangan, semua tetap optimis, dari dukungan respons masyarakat yang real di lapangan berdasarkan pembagian di wilayah. Kami tim-tim ini tetap berjalan, konsolidasi sampai tingkat bawah, khususnya kepada masyarakat itu," tegasnya.
Seperti diketahui, berdasarkan data yang dimiliki LSI, sebelum ditetapkan sebagai tersangka, elektabilitas Ahok berada di 24,6 persen. Sedangkan setelah ditetapkan sebagai tersangka penistaan agama, elektabilitas Ahok anjlok hingga berada di angka 10,6 persen.
"Bukan tidak mungkin potensi yang sangat besar, Ahok akan tergusur di putaran pertama," beber Peneliti LSI, Ardian Sopa.
Namun, lanjutnya, hal ini justru berdampak positif bagi rival Ahok. Seperti elektabilitas pasangan Anies-Sandi yang saat ini memimpin dengan 31,90 persen. Disusul Agus-Sylvi 30,90 persen. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 26,60 persen masuk dalam kategori swing voters atau belum menentukan pilihan.
LSI melakukan survei periode 31 Oktober sampai dengan 5 November 2016, dengan menggunakan metode multistage random sampling. Jumlah yang responden yang dimintai pendapat sebanyak 440 orang.
Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Sementara margin of error survei ini kurang lebih 4,8 persen.