Hashim Heran Yusril 4 Tahun Mengkritik Mendadak Membelot Dukung Jokowi
Hashim punya dugaan sendiri penyebab PBB putar arah mendukung Jokowi. Adik kandung Prabowo Subianto itu enggan membeberkan dugaannya.
Partai Bulan Bintang (PBB) melabuhkan dukungan politik kepada capres dan cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo malah meyakini simpatisan PBB tak mengikuti sikap partainya.
"Saya kira masing-masing partai punya pilihan sendiri tapi saya yakin pendukung PBB tidak akan ikut," kata Hashim di gedung Bhayangkari, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (27/1).
-
Apa yang dilakukan Hashim Djojohadikusumo saat berada di lapangan sepak bola? Momen itu terjadi saat Hashim tengah memantau cucunya yang baru saja bermain sepak bola di Turki. Ia hadir langsung di lapangan bersama dengan sang putri, Rahayu Saraswati.
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Bagaimana reaksi Hashim Djojohadikusumo ketika ditawari bantuan untuk membawa kursi? "Saya masih kuat kok," kata Hashim Djojohadikusumo.
-
Bagaimana hubungan Budi Djiwandono dengan Prabowo Subianto? Budi adalah anak dari Joseph Sudrajad Djiwandono dan Biantiningsih Miderawati Djojohadikusumo. Sang ibu merupakan kakak dari Prabowo Subianto.
-
Apa yang menurut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjadi bukti bahwa Ganjar dan Jokowi terbiasa blusukan? “Kalau kemudian Pak Jokowi itu terkesan di belakang Pak Ganjar, Pak Ganjar datang ke Jawa Tengah, lalu Pak Jokowi datang ke Jawa Tengah, ya sebagaimana kata Pak Ganjar, ‘ya itu bagus’,” kata Hasto, saat konferensi pers, di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Selasa (2/1).
Hashim justru heran partai yang dikomandoi Yusril Ihza Mahendra itu tiba-tiba beda haluan. Padahal, Yusril kerap mengkritik Jokowi.
"Dari dulu Pak Yusril sampai 2 bulan lalu kan mengkritik Pak Jokowi selama 4 tahun mengkritik terus kok tiba-tiba membelot tiba-tiba ikut haluan lain. Kalian bisa menilai bagaimana," ucapnya.
Hashim punya dugaan sendiri penyebab PBB putar arah mendukung Jokowi. Adik kandung Prabowo Subianto itu enggan membeberkan dugaannya.
"Saya punya ada dugaan saya bisa menduga kenapa. Rahasia. Bukan rahasia negara tapi rahasia-rahasia lah," tandas Hashim.
Sebelumnya, Partai Bulan Bintang (PBB) telah menentukan arah dukungan Pilpres 2019. Partai yang dipimpin oleh Yusril Ihza Mahendra ini akhirnya memutuskan untuk mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.
"Keputusan memberikan dukungan politik kepada Jokowi-Ma'ruf Amin, bukanlah keputusan pribadi Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra, tetapi keputusan mayoritas Rapat Pleno DPP PBB tanggal 19 Januari 2019," kata Yusril dalam keterangan tertulisnya, Minggu (27/1).
Sikap politik PBB berbeda dengan sejumlah calegnya termasuk ketua Majelis Syuro PBB MS Kaban. Sebelumnya sebanyak 80 calon anggota legislatif Partai Bulan Bintang (PBB) yang tergabung dalam Gerakan Nasional Caleg PBB Poros Makkah mendeklarasikan diri mendukung capres-cawapres hasil ijtima ulama, yakni Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.
"Kita berkumpul kembali di sini untuk membulatkan tekad dan niat caleg PBB untuk mendukung hasil ijtima ulama," kata Ketua Majelis Syuro PBB MS Ka'ban dalam sambutannya saat deklarasi akbar mendukung ijtima ulama, di Aula Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Kramat Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (26/1) petang.
Dia mengatakan, para caleg PBB harus memahami bahwa perjuangan ini tidaklah mudah, oleh karenanya perlu bersatu padu untuk mendukung ijtima ulama, yakni mendukung Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.
"Kekuatan caleg PBB dalam rangka mendukung ijtima ulama jangan pecah belah. Kalau kita terpecah, kekuatan kita melemah. Maka, wajar dan wajib hukumnya harus bersama dengan kekuatan Islam. Ini yang harus kita tekadkan," kata mantan Menteri Kehutanan ini.
Ka'ban mengaku telah mengonsolidasikan dukungan ini kepada semua anggota Majelis Syuro PBB dan semua secara bulat sepakat untuk mendukung penuh ijtima ulama. "Kami secara tertulis telah menegaskan kepada DPP PBB untuk mengikuti dan melaksanakan keputusan ijtima ulama. Saya harap, keputusan Rakornas PBB yang berlangsung pada 27 Januari 2019 sesuai dengan keputusan majelis syuro," katanya.
Dia meyakini 80 persen pengurus, baik di DPP, DPW dan DPC PBB sepakat untuk mengikuti ijtima ulama.
Ka'ban menambahkan, dewan dakwah yang merupakan tempat bernaung PBB mendukung hasil ijtima ulama. "Oleh karenanya, PBB wajib hukumnya bersama kekuatan Islam untuk mendukung ijtima ulama," tegasnya.
Dia menegaskan, tidak ada perpecahan di tubuh Partai Bulan Bintang, meski secara pribadi Yusril menjadi kuasa hukum Jokowi-Ma'ruf, sementara majelis syuro merekomendasikan mendukung Prabowo-Sandi. "Perbedaan pandangan di PBB merupakan hal biasa. Kita hidup dari segala perbedaan yang ada selama ini," katanya.
Baca juga:
Bandingkan Sikap Prabowo, Hashim Sindir Megawati Kerap Absen di Acara Istana Era SBY
Hanura Tegaskan Jokowi Menang di DKI Bukan Karena Uang Adik Prabowo
Tim Prabowo Akan Buat Uang Braille Karena Tunanetra Sering Ditipu
BPN Sebut Jokowi Maju ke DKI Pakai Duit Adik Kandung Prabowo
PDIP Soal Biaya Pilgub DKI 2012: Jokowi Tidak Bohong!
Bantah Hashim, Kubu Jokowi Ungkap Biaya Pilgub DKI Gotong Royong
Sekjen PDIP soal Dana Pilgub DKI 2012: Politik Enggak Ada Investasi