Hubungan SBY-Mega belum cair, alasan Demokrat belum merapat ke Jokowi
Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat (PD) Ferdinand Hutahaean membeberkan alasan partainya belum ingin merapat ke koalisi Jokowi. Diakui oleh Ferdinand, hubungan yang belum cair di antara Ketum partainya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menjadi alasannya.
Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat (PD) Ferdinand Hutahaean membeberkan alasan partainya belum ingin merapat ke koalisi Jokowi. Diakui oleh Ferdinand, hubungan yang belum cair di antara Ketum partainya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menjadi alasannya.
"Kita tahu hubungan Bu Mega dan Pak SBY sampai saat ini belum cair. Ini jadi dinding yang tinggi bagi kita," ungkap Ferdinand, di DPP Partai Demokrat, Jl Proklamasi, Jakarta Pusat, Kamis (7/6).
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Mengapa Pak Jokowi diundang ke Apel Kader Partai Gerindra? Bapak Presiden diundang acara Apel Kader Partai Gerindra pada hari Sabtu, 31 Agustus 2024 Pukul 19.00 WIB. Rencana Bapak Presiden akan hadir dan memberi Sambutan
-
Kapan Jokowi memanggil Kapolri dan Jaksa Agung? "Sudah saya panggil tadi," kata Presiden Jokowi saat diwawancarai di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (27/5).
-
Siapa yang mendampingi Jokowi saat mencoblos? Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana mencoblos capres-cawapres, caleg DPR RI, DPD RI, dan DPRD Kota Jakarta.
-
Bagaimana menurut PKS, pertemuan Jokowi dengan para capres bisa membangun persatuan Indonesia? Dia menilai, jika pertemuan antara Jokowi dan ketiga kandidat capres terkuat itu terlaksana, maka persatuan Indonesia akan semakin baik. Sebab, seluruh tokoh terlihat bekerja sama membangun bangsa. "Bagus, saya senang itu. Itu berpikir matang dan dewasa. NKRI ini negara lagi baik-baik. Segala sesuatu kalau digabung dengan pemikiran-pemikiran positif untuk membangun NKRI ke depan itu positif."
Meskipun begitu, dia menuturkan bahwa sejak awal Demokrat telah membangun komunikasi dengan PDIP lewat pertemuan SBY dengan Presiden Jokowi.
Namun dia menceritakan, bagaimana kondisi yang akan mungkin terjadi jika kedua partai suatu hari benar-benar berkoalisi. Ferdinand pun mencontohkan jika diadakan sebuah rapat. Dia mengatakan, tidak mungkin Megawati memimpin rapat dan SBY ditempatkan sebagai pengikut di sana. Sebab, kata dia, Ketumnya merupakan Presiden 10 tahun di Indonesia.
"Konsep dari koalisi ini, partai Demokrat harus ada mutual respect. Nah ini lah yang menjadi tembok sampai semua clear," ujar Ferdinand.
Karena itu dia mengakui, bahwa hubungan kedua ketum tersebut memang sangat berpengaruh untuk terbentuk atau tidaknya koalisi di antara mereka.
"Karena partai demokrat tidak bisa ditempatkan sebagai follower. Kita ini partai besar, baru satu-satunya presiden 10 tahun pascareformasi. Tidak bisa disepelekan posisi kita," imbuhnya.
Reporter: Yunizafira Putri
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Demokrat sebut penolakan Prabowo jadi capres cuma statement sepihak Mardani Ali Sera
Demokrat tak akan merapat ke Prabowo selama koalisi umat dikomando Rizieq
Demokrat bentuk koalisi kerakyatan, Golkar tak tertarik bergabung
PDIP sebut wacana Demokrat bentuk koalisi kerakyatan masih jauh
Tandingi koalisi umat, Demokrat ingin bentuk koalisi kerakyatan
Desmond harap Gerindra dan PDIP bisa berkoalisi seperti Pilpres 2009