Ini profil Sidarto, teman terakhir Soekarno yang gantikan TK
"Soekarno bisa dikucilkan, tapi catat ya To, jiwa, ideologi dan semangat tak bisa dibunuh," kata Soekarno kepada Sidarto
Nama lengkapnya Sidarto Danusubroto. Lahir di Pandeglang, Provinsi Banten, 11 Juni 1936. Dia pensiunan polisi, yang juga mantan ajudan setia Presiden Pertama RI Soekarno. Lelaki 77 tahun itu juga dikenal sebagai politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Dia menjabat sebagai anggota DPR selama tiga periode berturut-turut, 1999-2014.
Riwayat Sidarto memang bisa dikatakan moncer. Awalnya dia menjadi ajudan presiden pada 1967-1968, kemudian menjabat sebagai Kapolres Tangerang pada 1974-1975, Kadispen Polri pada 1975-1976, Kepala Interpol pada 1976-1982, Kepala satuan Komapta Polri pada 1982-1985, Wakapolda Jawa Barat pada 1985-1986, Kapolda Sumbagsel pada 1986-1988 dan Kapolda Jawa Barat pada 1988-1991.
Setelah pensiun dia terjun dibidang swasta. Dan baru pada peralihan dari orde baru ke reformasi pada 1998, Sidarto aktif terjun ke dunia politik. Dia bergabung dengan PDI Perjuangan, partai yang didirikan oleh anak Soekrno, Megawati. Pada 1999 dia terpilih sebagai anggota DPR. Periode berikutnya, 2004-2009, dia kembali terpilih. Begitu juga di periode 2009-2014, Sidarto kembali terpilih menjadi wakil rakyat di Senayan.
Ketika mendiang Ketua MPR Taufiq Kiemas wafat pada 8 Juni 2013, tejadi kekosongan jabatan di kursi pimpinan MPR. PDI Perjuangan akhirnya menunjuk Sidarto Danusubroto sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menggantikan posisi suami Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu.
Hari ini, Kamis (4/7), Megawati bersama elite partai bertemu dengan seluruh pimpinan MPR untuk menyampaikan bahwa Sidarto sebagai ketua MPR baru. Pertemuan ini dilakukan di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat.
"Ibu ketua umum dalam pertemuan silaturahmi tersebut menyampaikan nama senior partai anggota MPR RI atau Ketua DPP PDI Perjuangan dan mantan ajudan Bung Karno, Bapak Sidarto sebagai ketua MPR sebagaimana usulan PDI Perjuangan untuk meneruskan tugas Ketua MPR Bapak HM Taufiq Kiemas sampai selesai Tahun 2014," kata Sekretaris Jendral (Sekjen) PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo.
Penunjukan Sidarto tidak mengejutkan. Sebab, sebelumnya nama politisi kawakan itu juga mencuat bersama nama-nama politisi senior PDIP lainya, misalnya Wakil Ketua DPR Pramono Anung, Anggota Komisi I Sidarto Danusubroto, Ketua Fraksi PDI Perjuangan Puan Maharani, hingga Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo.
Memang, di antara nama-nama itu, sosok Sidarto adalah politisi paling senior. Di usianya yang ke-77, dia merupakan Ketua DPP PDI Perjuangan bidang Kehormatan. Dia juga adalah Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR. Semasa menjadi ajudan Soekarno, Sidarto juga dikenal sebagai pribadi yang loyal. Dia digambarkan sangat dekat dengan Ayah Megawati itu.
Seperti diceritakan dalam buku yang ditulis Ully Harmono dan Peter Kadenda berjudul: "Heldy cinta terakhir Bung Karno". Di buku itu diceritakan, pada 10 Desember 1967, ketika Bung Karno dikucilkan di Wisma Yaso, Sidarto sempat diberi buku bersampul merah dengan foto Soekarno sedang tertawa memakai jas putih berpeci hitam berjudul Sukarno An Autobiography As Told As Cindy Adams.
Soekarno kemudian berkata, dirinya bisa saja dikucilkan, dijauhkan dari keluarga, dan ditahan, lalu lama-lama akan mati sendiri. "Tapi, catat ya To, jiwa, ide, ideologi, dan semangat tidak dapat dibunuh," kata Sidarto menirukan pesan Soekarno kepada dia.