Jadi cawapres Jokowi, JK wakil dari 4 partai
JK diusung oleh PDIP, Nasdem, Hanura dan PKB. Padahal JK adalah politisi senior Golkar.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akhirnya resmi menunjuk Jusuf Kalla (JK) sebagai cawapres Jokowi yang diusung bersama PKB, NasDem dan Hanura di pilpres 9 Juli nanti. Menariknya, JK adalah politisi senior Golkar yang dikabarkan justru akan menjadi lawan Jokowi dan bergabung dengan kubu Prabowo Subianto.
Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo mengakui banyak yang mempertanyakan dari mana asal partai JK saat ini. Dengan santai, Tjahjo menjelaskan, bahwa JK adalah tokoh politik yang mewakili sekaligus empat partai koalisi pendukung Jokowi, yakni PDIP, PKB, NasDem dan Hanura.
"Banyak yang bertanya, wakilnya Pak Jokowi itu dari partai mana, Pak JK mewakili 4 partai yaitu PDIP, NasDem, PKB dan Hanura," kata Tjahjo di kediaman Megawati, Jl Teuku Umar, Jakarta Pusat, Senin (19/5).
Menurut dia, kehebatan seorang JK tidak bisa diragukan lagi. Apalagi, kata dia, JK sudah pernah menjadi menteri dan wakil presiden.
"Pernah menjadi menteri perindustrian, pernah jadi menkonya Ibu Megawati, pernah jadi wakil presiden dan sekarang menjadi wakil presiden lagi," tegas Tjahjo.
Dia pun tak mempermasalahkan usia Jokowi-JK yang terbilang cukup jauh berbeda. yang terpenting, lanjut dia, keduanya sama hebat dan pintar.
"Yang kedua usianya Pak Jokowi-JK sama. Sama sehatnya, sama kuatnya. Siap mendengar, pemimpin yang siap melaksanakan tugas," tutur dia.
Sebelumnya, dalam rapimnas Partai Golkar kemarin, Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (Ical) menegaskan bahwa siapapun kader yang menjadi cawapres dari partai lain harus menanggalkan atribut Golkar.
"Di dalam Rapimnas Golkar, berkali-kali saya katakan, ada aturan organisasi partai Golkar. Secara resmi, Golkar hanya menetapkan satu capres dan satu cawapres. Apabila ada calon lain dari Golkar, diminta partai lain, jangan gunakan atribut partai Golkar dan harus menanggalkan segala atribut di partai Golkar," kata Ical.