Jadi gubernur, Jokowi harus utamakan warga DKI ketimbang PDIP
"Sebaiknya seorang Gubernur itu jangan diotak-atik urusan partai, lebih baik pemimpin itu urusin warganya," ujar Yayat.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) bakal menjadi juru kampanye PDI Perjuangan guna menjaring suara pada Pemilu 2014. Langkah tersebut dinilai tidak etis, sebab Jokowi harus lebih mementingkan warganya ketimbang partai.
"Sulitnya di sini adalah apakah Pak Jokowi bisa wisdom (bijak), apakah beliau pilih kepentingan partai atau warganya? Kalau permasalahannya sudah sampai di sini, sebaiknya seorang Gubernur itu jangan diotak-atik urusan partai, lebih baik pemimpin itu urusin warganya," ujar Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Yayat Supriyatna saat dihubungi wartawan, Senin (3/3).
Yayat menegaskan saat ini DKI Jakarta memiliki segudang permasalahan rumit, seperti banjir, macet sampai program-program unggulan yang masih tersendat. Untuk itu, Jokowi harus lebih mementingkan warganya ketimbang partainya.
"Kalau mau ya ambil cuti untuk kampanye. Tapi ya tetap konsentrasi yang dikedepankan itu mengurus Jakarta," jelas dia.
Yayat mengakui memang saat ini Jokowi menjadi magnet PDIP dalam mendulang suara di pemilu mendatang. Namun, seharusnya PDIP tak tergantung pada sosok Jokowi saja.
"Jangan mengeksploitasi gubernur untuk kepentingan partai. Alangkah bagusnya seorang Gubernur itu mengurus warganya," kata dia.
Dia menambahkan situasi saat ini memang sangat dilematis untuk Jokowi. Namun, Jokowi harus memilih warganya ketimbang partai. Walaupun, Jokowi menjadi salah satu kader PDIP.
"Di sinilah seharusnya ada prioritas yang harus didahulukan. Ini sangat politis, sangat diplomatis, ujung-ujungnya bisa kritis. Jadi harus ada wisdom dari Jokowi apa pilih partai atau warga? Di sini bisa terlihat etika politik seperti apa yang diambil Jokowi," pungkas dia.