Jadi Waketum Golkar, Nurdin Halid tuai kritik
Pendiri Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Muchtar Pakpahan mengaku kecewa dengan hasil Munas ke IX Partai Golkar.
Pendiri Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Muchtar Pakpahan mengaku kecewa dengan hasil Munas ke IX Partai Golkar di Nusa Dua, Bali, yang berujung pada dijadikannya Nurdin Halid sebagai wakil ketua umum. Menurutnya, negara pernah dirugikan oleh Nurdin saat masih menjabat sebagai ketua umum PSSI.
"Saya kecewa Nurdin ditetapkan sebagai petinggi Golkar. Negara pernah terpenjara saat dia jadi ketua PSSI. Saat itu FIFA menolak Indonesia yang mengajukan diri jadi tuan rumah Piala Dunia. Padahal baru mau ngisi formulir waktu itu, tapi langsung ditolak sama FIFA karena melihat Nurdin," kata Muchtar dalam sebuah diskusi di Matraman, Jakarta Timur, Rabu (10/12).
Selain itu, menurutnya, Partai Golkar telah melanggar prinsip dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan menjadikan Nurdin sebagai Waketum.
"Ini kan jelas melanggar prinsip KPK. Nurdin kan sudah pernah dihukum karena korupsi, kan harusnya sudah tahu kredibilitas dia gimana," katanya.
Nurdin Halid dianggap sebagai biang keladi atas keterpurukan prestasi sepakbola tanah air. Dia menjabat sebagai ketua umum PSSI periode 2003-2011.
Saat di akhir masa jabatannya, Nurdin kembali mencalonkan diri. Namun, pencalonannya itu ditolak oleh pencinta sepakbola tanah air.
Penolakan keras dari pencinta sepakbola di tanah air bertambah setelah melihat kegagalan Tim Nasional Sepakbola Indonesia gagal meraih trofi Piala AFF 2010. Saat itu, Indonesia dikalahkan Malaysia di partai final.
Diketahui, Munas ke IX Golkar di Bali telah menetapkan kembali Aburizal Bakrie (Ical) sebagai Ketua umum. Ical memiliki sembilan wakil ketua umum yang akan membantunya memimpin partai berlambang pohon beringin itu, salah satunya ialah Nurdin Halid.