Jawaban Jokowi Tanggapi Quick Count Sampai Isu Kecurangan Pilpres 2019
Capres Jokowi mengatakan bahwa quick count merupakan metodologi ilmiah. Sehingga mustahil jika lembaga survei berbohong.
Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019 telah usai pada 17 April lalu. Hasil hitung cepat atau quick count beberapa lembaga survei menunjukkan, pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin unggul dibanding Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Selain versi quick count, hasil real count sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga menyatakan paslon 01 unggul dari 02.
Hasil sementara Pilpres 2019 menjadi sorotan beberapa pihak. Jokowi-Ma’ruf dituding melakukan kecurangan dalam pagelaran lima tahun sekali itu. Dalam acara Mata Najwa Rabu (24/4) malam, Jokowi menjawab beragam isu seputar Pilpres 2019. Berikut jawaban Jokowi:
-
Apa itu quick count? Quick count adalah metode perhitungan cepat yang dilakukan oleh lembaga survei atau lembaga riset untuk memprediksi hasil pemilu berdasarkan sebagian data suara yang sudah masuk.
-
Siapa yang melakukan Quick Count? Quick count dilakukan oleh lembaga survei, lembaga pemantau pemilu, atau kelompok masyarakat sipil yang independen dan tidak terafiliasi dengan calon atau partai politik.
-
Mengapa hasil quick count Pilkada DKI 2017 sangat penting? Hasil quick count tersebut menjadi perhatian utama, karena sering kali memberikan indikasi kuat mengenai hasil akhir sebelum perhitungan resmi diumumkan oleh KPU.
-
Apa sebenarnya Quick Count itu? Quick count atau hitung cepat adalah proses perhitungan suara secara cepat dan sementara yang dilakukan oleh lembaga survei atau kelompok masyarakat untuk memperkirakan hasil suara dalam suatu pemilihan umum.
-
Di mana data Quick Count diambil? Pada awalnya, para lembaga survei melakukan pemilihan TPS secara acak yang akan menjadi sampel untuk dihitung.
-
Apa hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memperoleh dukungan sebesar 58,5%, sedangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, mendapatkan dukungan sebesar 41,5%.
Jokowi: Quick Count Sudah Gamblang dan Jelas
Beberapa lembaga survei menunjukkan pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin unggul dibanding Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam hitung cepat atau quick count. Akan tetapi, hasil tersebut tidak diterima oleh beberapa pihak. Bahkan, lembaga survei dituding menampilkan data yang bohong. Menanggapi hal itu, Capres Jokowi mengatakan bahwa quick count merupakan metodologi ilmiah. Sehingga mustahil jika lembaga survei berbohong.
Jokowi juga meminta data dibuka ke publik bila ada pihak yang tidak percaya terhadap quick count. Jokowi sendiri tidak akan mengecek soal hasil quick count yang diperolehnya. Menurutnya, hasil hitung cepat sudah jelas dan gamblang.
"Apa yang ditampilkan quick count sudah gamblang dan jelas. Quick count metodologi ilmiah yang dari pengalaman-pengalaman kemarin-kemarin, baik di pilkada, pilpres, semuanya hampir 99 persen angkanya benar. Jadi sebetulnya apa yang masih kita perdebatkan," kata Jokowi dalam cara Mata Najwa bertema 'Usai Pemilu'
Tanggapan Jokowi Soal Deklarasi Kemenangan Prabowo
Meski hasil quick count sejumlah lembaga survei menyatakan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin unggul, namun Prabowo Subianto mengklaim menang versi hitung cepat internalnya. Capres 02 itu kemudian beberapa kali menggelar deklarasi kemenangannya. Jokowi santai menanggapi deklarasi lawannya itu.
Dia mengatakan, yang menentukan kemenangan adalah Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hasil penghitungan resmi yang akan digunakan berasal dari KPU. Sehingga mantan gubernur DKI Jakarta itu meminta semua pihak bersabar menunggu pengumuman KPU.
"Ya ngga apa-apa (Prabowo deklarasi). Wong deklarasi. Yang jelas kita memiliki sebuah mekanisme aturan, kita memiliki UU pemilu, kita memiliki sebuah mekanisme ketatanegaraan bahwa yang mengumumkan hasil penghitungan resmi, yang dipakai untuk menentukan menang dan kalah adalah KPU. Kita tunggu aja. Sudah ada quick count sebenarnya itu sudah gamblang. Kita harus sabar tunggu pengumuman kpu," jelas Jokowi di Mata Najwa bertema 'Usai Pemilu'.
Jokowi Sarankan Lapor Bawaslu Jika Ada Kecurangan
Pilpres 2019 diwarnai berbagai isu. Salah satunya isu mengenai adanya kecurangan dalam perolehan hasil suara. Kecurigaan kecurangan itu dialamatkan kepada Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin. Jokowi menyarankan lapor ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bila ada kecurangan. Kecurigaan itu tak sepatutnya muncul.
Bahkan menurutnya, pagelaran Pemilu 2019 diapresiasi oleh negara-negara lain. "Kalau ada yang curang laporkan ke Bawaslu. Kita ini diapresiasi oleh negara-negara lain. Pemilu berjalan dengan aman, damai, lancar, jujur dan adil," katanya menanggapi soal isu kecurangan.
Jawaban Jokowi Soal Kalah Telak Di Sumbar
Perolehan suara Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin versi real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Sumatera Barat sangat rendah pada Pilpres 2019. Padahal, selama menjadi presiden Jokowi juga turut membangun infrastruktur. Meski suara di Sumbar kecil, namun Jokowi tetap akan melanjutkan pembangunan di daerah tersebut. Hasil suara itu tidak akan mempengaruhinya untuk membangun negara ini.
"Kita tidak berbicara lagi membangun sebuah daerah itu ingin mendapat suara, jangan berfikir seperti itu. Kita ingin membangun daerah yang infrastrukturnya kurang, soal pengaruh suara itu beda lagi, kita ingin bangun negara. Toh dari kemarin saya masih makan nasi Padang kok hehe," katanya kepada Najwa Shihab dalam acara Mata Najwa bertema 'Usai Pemilu'.