Jero: Demokrat hanya dukung capres penerus program SBY
"Demokrat tidak golput, nanti pada saat pilpres kami akan memilih," kata Jero Wacik.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) telah memutuskan untuk menjadi partai oposisi dalam pemerintahan mendatang. Keputusan itu disampaikan SBY dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas) Demokrat, kemarin.
Meski tidak mendukung poros manapun, SBY tetap memberikan kesempatan kepada kader maupun pimpinan partai untuk memilih Jokowi atau Prabowo Subianto sebagai presiden. Namun, pilihan itu bukan berarti tanpa syarat.
"Demokrat tidak golput, nanti pada saat pilpres kami akan memilih, siapa yang akan kami dukung adalah calon yang programnya segaris dengan Partai Demokrat . Semua program-program SBY itu akan dijalankan dengan benar, ditingkatkan misalnya BOS, raskin. Jika itu dijalankan semua kita akan dukung," kata Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Jero Wacik di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/5).
Sebelumnya, Rapat Pimpinan Nasional Partai Demokrat kemarin memutuskan mengambil sikap siap menjadi oposisi. Ketua Umum Partai Demokrat , Susilo Bambang Yudhoyono, menyatakan enggan bergabung dengan dua kubu koalisi yang sudah terbentuk. Sementara sulit untuk membentuk koalisi.
Meski menyatakan tidak condong kepada calon presiden tertentu, SBY mengharamkan kader dan simpatisan Partai Demokrat menjadi golput. Dia mempersilakan para kader dan simpatisan memilih, asal calon yang mereka dukung punya pikiran sejalan dengan partai besutannya.
"Pilihan ini tidak berarti menjadikan kader dan simpatisan Partai Demokrat golput. Para kader dan simpatisan akan memberikan suara mereka kepada calon presiden yang memiliki pemikiran dengan platform dan solusi segaris dengan Partai Demokrat ," kata SBY saat membacakan putusan Rapimnas Partai Demokrat , di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (18/5).