Jokowi Ajak Masyarakat Bali Tak Golput di Pilpres 2019
Jokowi mengungkapkan, saat ini ada isu pemerintah yang baru akan menghapus pendidikan agama dan melegalkan perkawinan sejenis. Kabar tersebut sebenarnya akan mendiskreditkan pasangan Capres dan Cawapres yang ada.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat Bali untuk tidak Golput pada pelaksanaan Pilpres dan Pileg tanggal 17 April 2019 mendatang. Karena keputusan dalam satu hari itu menentukan arah negara Indonesia ke depan.
"Saya titip, 26 hari lagi sudah Pilpres dan Pileg. Saya ingin bapak dan ibu sekalian kita semuanya mengajak (untuk) berbondong-bondong, saudara kita, handatalauni kita, dan teman sekampung kita untuk datang ke TPS menggunakan hak pilihnya," katanya di Kota Denpasar, Jumat (22/3) malam.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
Selain itu, Jokowi menjelaskan, mendekati Pilpres dan Pileg banyak kabar bohong dan fitnah yang bertebaran. Dan kabar bohong itu, dia menjelaskan, dapat menyebabkan perpecahan.
"Sekarang ini, sudah mulai banyak di media sosial, mulai banyak dari rumah ke rumah. Apa itu? Kabar fitnah, kabar bohong, hoaks. Mulai bertebaran isu-isu yang bisa memecah kita," jelasnya.
"Jangan takut harus diluruskan, harus di lawan dan harus diberitahu. Harus berani mengatakan yang benar itu benar yang salah itu salah. Karena isunya sudah kemana-mana," sambung mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Jokowi mengungkapkan, saat ini ada isu pemerintah yang baru akan menghapus pendidikan agama dan melegalkan perkawinan sejenis. Kabar tersebut sebenarnya akan mendiskreditkan pasangan Capres dan Cawapres yang ada.
"Ada isu kriminalisasi ulama. Hal-hal seperti ini harus dihentikan. Bangsa ini adalah bangsa yang penuh etika, bangsa ini adalah bangsa yang penuh tata krama, sopan santun, kita semua mempunyai budi pekerti yang baik," ujarnya.
Dia mengingatkan, jangan sampai pemilihan kepada daerah yang awalnya baik malah berujung pada perpecahan antar saudara.
"Jangan sampai antar saudara kita, pilihan Bupati, pilihan Wali Kota, Pileg atau Pilpres, kita tidak saling sapa antar tetangga, antar kampung, antar saudara. Kita lupa, bahwa kita bangsa besar dari Sabang sampai Merauke adalah saudara sebangsa dan setanah air," tutup Jokowi.
Baca juga:
Bawaslu Sebut Mobil Dinas TNI Bawa Logistik di Acara Prabowo Milik Purnawirawan
NasDem Optimis Masuk Tiga Besar di Pileg, Jokowi-Ma'ruf Menang Pilpres
BPN Minta KPU Bersikap soal Penolakan Metro TV Siarkan Langsung Debat Pilpres
Kubu Jokowi Yakin Hasil Survei Tak Pengaruhi Pilpres 2019
ASN Boleh Hadir di Kampanye Capres-Cawapres Asal Tak Pakai Atribut
TKN Jokowi Serahkan Aduan BPN Soal Metro TV ke KPU dan KPI