Jokowi diminta berhenti cium tangan Mega di depan publik
Budaya Jokowi yang mencium tangan Megawati dapat memunculkan stigma capres boneka.
Capres PDIP Joko Widodo (Jokowi) selalu mencium tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri jika keduanya saling bertemu di setiap kesempatan. Hal ini yang dinilai dapat menimbulkan persepsi negatif di publik. Misalnya, muncul anggapan bahwa Jokowi capres boneka.
Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai, saat ini Jokowi sedang menjadi publik figur dan calon orang nomor satu di Indonesia. Untuk menghindari persepsi yang macam-maca di publik, dia menyarankan agar budaya cium tangan Megawati itu dihilangkan.
"Karena akan memunculkan persepsi di mata publik. Bisa dipersepsikan macam-macam oleh masyarakat. Karena itu, dia kan mencalonkan jadi presiden RI, posisinya lebih tinggi, alangkah idealnya itu tidak dilakukan lagi," saran Emrus saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (28/5).
Menurut dia, paling tidak budaya cium tangan dengan Mega itu tidak dilakukan di area publik untuk menghindari stigma negatif. Hal tersebut tidak mengurangi rasa hormat kepada Megawati.
"Dalam teori komunikasi, cium tangan itu kan lambang non verbal, lambang menurut komunikasi tidak bermakna, manusia yang memberikan makna. Di kepala manusia muncul macam-macam, artinya tidak salah orang memaknai (cium tangan Jokowi) sebagai sesuatu yang manut, tunduk. Tapi juga bisa diartikan menghormati orangtua," tutur dia.
Dalam kontestasi politik yang semakin panas seperti sekarang ini, karena itu Emrus menyarankan kepada Jokowi agar menghentikan cium tangan itu. "Jangan sampai perilaku perbuatan ucapan bisa menimbulkan persepsi dari publik karena semua harus dikelola dengan baik," jelas dia.
Walaupun dia mengaku bisa memaklumi Jokowi mencium tangan Megawati yang dianggapnya sebagai orangtua. Sebab Jokowi orang yang kental dengan budaya Jawa yang dikenal sopan dan santun.
"Dia adalah orang yang memegang budaya Jawa, sehingga hormat dengan orang yang lebih tua. Itu saya pikir perilaku spontanitas sebagai orang berbudaya lembut dan menghormati orang yang lebih tua," ujar Emrus.
Baca juga:
8 tahun tragedi lumpur Lapindo, Jokowi gelar kontrak politik
Jokowi akan perjuangkan pendidikan eksploratif dan kreatif
Ada spanduk Jokowi di lokasi semburan lumpur Lapindo
JK tunjukkan foto Jokowi jadi imam salat Magrib
Sejumlah LSM di Bali dukung pasangan Jokowi-JK
-
Kapan Jokowi memanggil dua menteri PKB tersebut? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibahas Jokowi saat memanggil dua menteri PKB itu? Menurut dia, Jokowi memuji raihan suara PKB dalam Pileg 2024."Kalau yang kita baca ya, pujian presiden terhadap pencapaian PKB dan juga ucapan kekaguman kepada ketua umum kami, Gus Muhaimin, karena dalam situasi pileg PKB justru mengalami kenaikan yang signifikan," kata Maman di gedung DPR, Senayan, Jakarta Senin (18/3).
-
Mengapa Megawati, SBY, dan JK dianggap sebagai King Maker? Megawati, SBY dan Jusuf Kalla secara tidak langsung ikut bertarung di Pemilu 2024.