Jokowi pulang dari AS karena penanganan asap atau RAPBN 2016 mentok?
Pengamat politik: Jangan sampai jadi panggung politik karena akan ada pengesahan RAPBN 2016.
Hujan kritik menyertai kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat. Salah satunya karena Jokowi memilih pergi ke luar negeri di saat masyarakat Sumatera dan Kalimantan menderita akibat kabut asap. Akhirnya Jokowi mempercepat kepulangannya dengan alasan harus memantau langsung penanganan pemadaman kebakaran hutan.
Keputusan itu ternyata juga mengundang tanda tanya. Terlebih saat ini di gedung DPR menguat ancaman penolakan RAPBN 2016.
-
Kapan Rapat Kerja Kearsipan Nasional di Kalimantan Timur akan dilaksanakan? Kemudian, agenda kedua adalah Rapat Kerja Kearsipan Nasional yang diikuti 2.500 orang dari seluruh Indonesia sekaligus ada pameran usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), digelar di GOR Kadrie Oening Samarinda pada 27-31 Mei mendatang.
-
Apa yang Jokowi lakukan di Gudang Beras Bulog Pematang Kandis? Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung Gudang Beras Bulog di Pematang Kandis,Kabupaten Merangin, Jambi. Kepala Negara mengaku, hal itu harus dilakukan demi memastikan ketersediaan beras jelang momentum hari raya Lebaran yang sisa sepekan lagi.
-
Kapan Jokowi mengunggah postingan tersebut? Postingan tersebut diunggah pada 5 Oktober 2023.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Kapan Ujung Kulon Janggan buka? Ujung Kulon Janggan dibuka mulai pukul 07.00 hingga 18.00.
-
Apa yang dilakukan Jokowi saat kuliah? Semasa kuliah, Jokowi juga aktif tergabung dengan UKM pencinta alam.
"Ketika kunjungan dipersingkat menurut saya jangan hanya sebagai panggung depan saja, tetapi memobilisasi pemerintah baik itu daerah pusat agar mempercepat penanganan asap. Jangan sampai jadi panggung politik karena akan ada pengesahan RAPBN 2016," kata Direktur Political Literacy Institute, Gun Gun Heryanto dalam sebuah diskusi di Dewan Pers, Jakarta, Kamis (29/10).
"Jangan-jangan (Jokowi mempercepat lawatannya) bukan karena asap, ada 30 Oktober RAPBN 2016, saya tetap berharap asap jadi prioritas utama," tegasnya.
Soal alotnya pembahasan RAPBN 2016, pengamat politik dari UIN Jakarta ini melihat ada potensi DPR menyandera pengesahan anggaran negara tahun depan. Padahal RAPBN 2016 ini merupakan susunan anggaran yang murni dibuat pemerintahan Presiden Jokowi. Berbeda dengan RAPBN 2015 yang merupakan warisan pemerintahan sebelumnya yaitu Presiden SBY.
"Ada potensi sandera, kemungkinan diakomodirnya dana aspirasi bisa jadi bahan barter," ucapnya.
Sementara terkait percepatan penanganan kabut asap di Sumatera dan Kalimantan, Jokowi disarankan mengefektifkan tim, baik di daerah ataupun pusat. Sebab selama ini, koordinasi dan manajemen pemerintahan Presiden Jokowi dalam penanganan asap terlihat belum maksimal.
"Banyak pihak lain yang terlibat, termasuk AS dan negara lain. Proses intensitas dan koordinasi diperlukan maksimal, bantuan itu datang seperti apa, seberapa lama, perlu diefektifkan, pemerintah belum terkoordinasi dengan baik," tandasnya.
(mdk/noe)