Kader Muda Golkar Serukan Duet Airlangga-Ganjar di Pemilu 2024
"Dari 7 pilihan itu menurut saya Pak AH cocok didampingi Pak Anies, Pak Ganjar dan Sandiaga Uno," kata Dito saat dihubungi merdeka.com, Selasa (21/9). Empat lainnya yang dianggap potensial yakni Gibran Rakabuming Raka, Khofifah Indar Parawansa, Ridwan Kamil dan Muhaimin Iskandar.
Ketua Umum Organisasi Sayap Partai Golkar, Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), Dito Ariotedjo serukan duet Airlangga Hartarto (AH) dengan para tokoh yang memiliki elektabilitas tinggi versi survei opini publik.
Dito menilai, setidaknya ada 7 tokoh yang berpotensi menjadi calon wakil presiden mendampingi Airlangga. Namun, dia menilai hanya tiga orang yang pas.
-
Kapan Airlangga menyampaikan klaim dukungan Partai Golkar untuk Prabowo-Gibran? Hal itu disampaikan Airlangga dalam acara buka puasa bersama jajaran Partai Golkar dengan Prabowo-Gibran, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (29/3).
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Siapa yang menyambut kedatangan Prabowo di Kantor DPP Partai Golkar? Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto hingga Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menyambut langsung kedatangan Prabowo.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
"Dari 7 pilihan itu menurut saya Pak AH cocok didampingi Pak Anies, Pak Ganjar dan Sandiaga Uno," kata Dito saat dihubungi merdeka.com, Selasa (21/9). Empat lainnya yang dianggap potensial yakni Gibran Rakabuming Raka, Khofifah Indar Parawansa, Ridwan Kamil dan Muhaimin Iskandar.
Anies hingga kini belum memiliki partai politik. Peluangnya diusung parpol manapun masih terbuka lebar. Sementara Ganjar dan Sandiaga memiliki peluang kecil di parpolnya masing-masing. Ganjar harus bersaing dengan Puan Maharani dan Sandiaga dengan Prabowo Subianto.
Dito menjelaskan, ketiga calon tersebut menjadi pelengkap bagi kemampuan Airlangga saat ini. Menurut dia, Airlangga kuat di partai dan punya latarbelakang teknokrat.
“Walaupun beliau ketum partai, sisi teknokrat beliau sangat kental. Sangat profesional di bidang industri dan ekonomi,” kata Dito.
Kemudian sosok Anies, Ganjar dan Sandiaga Uno punya pengalaman sebagai kepala daerah. Hal ini yang diyakini sebagai paket lengkap untuk Pemilu 2024.
“Pak Anies , Pak Ganjar, Pak Sandi berpengalaman banyak sebagai kepala daerah yang notabene ahli menghadapi masyarakat luas dan komunikasi politik yang mengayomi. Kombinasinya sangat pas jika menjadi duet di pilpres berikutnya,” tegas Dito.
Dito yakin, Airlangga dan partai Golkar mampu melobi ketiga orang tersebut untuk bisa maju dalam kontestasi di Pemilu 2024. Meskipun dia mengakui, Ganjar dan Sandiaga merupakan kader parpol lain.
“Partai Golkar sebagai partai yang jam terbang tinggi pasti memiliki strategi-strategi melobi yang mumpuni,” katanya.
“Tapi saat ini pak AH sebagai ketua KC PEN akan fokus menangani Covid dan kebangkitan ekonomi Indonesia. Karena Pak AH pemimpin yang mementingkan Indonesia dan kesejahteraan masyarakat kita,” tambah Dito.
Langkah Politik Ganjar Harus Hati-hati
Sebelumnya, PDIP melarang seluruh kadernya untuk bicara calon presiden dan wakil presiden untuk Pemilu 2024. Bahkan, jika ada kader yang ketahuan terlibat relawan deklarasi dukung capres, akan dikenakan sanksi tegas.
Pengamat Politik dari LIPI, Aisah Putri Budiatri menilai, larangan yang dibuat PDIP tersebut menunjukkan peluang bagi Ganjar untuk bisa dicalonkan oleh PDIP sebagai presiden di Pemilu 2024.
"Sebenarnya ini justru menunjukan ada celah dari PDIP mempertimbangkan beberapa nama kadernya menjadi capres, termasuk Ganjar," kata Aisah saat dihubungi merdeka.com, Selasa (21/9).
Asalkan, kata dia, daya tawar Ganjar menjelang pemilu digelar masih konsisten kuat. popularitasnya terus menanjak. Lalu kepemimpinannya di Jawa Tengah terus menarik perhatian publik.
"Selain juga komunikasi politik antara Ganjar dan PDIP (terutama dengan Megawati) dipupuk baik, maka ada peluang Ganjar bisa maju dari PDIP,” jelas Aisah.
Dia menilai, sebagai politisi yang mengakar di PDIP, dan dengan posisi PDIP sebagai partai juara politik saat ini. Paling menguntungkan jika Ganjar maju dengan PDIP. “Dan konstelasi politik menuju pemilu 2024 masih sangat dinamis, sehingga apapun bisa saja terjadi,” tutur dia.
Peluang Ganjar Diusung non PDIP
Aisah menilai, bisa saja dalam perkembangannya nanti Ganjar malah balik badan dari PDIP dan diusung oleh parpol lain. Hal itu dinilai wajar karena seorang politisi pasti akan terus mencari peluang politik, termasuk mencari kendaraan politik untuk pemilu
Dengan kondisi Ganjar saat ini, kata dia, belum memiliki kepastian partai pengusung, dia menilai, komunikasi baik yang membuka peluang pencalonan patut dibuka ke siapapun.
"Tetapi langkahnya harus tetap hati-hati, karena harus juga tetap menjaga posisi politik saat ini sebagai kader PDIP yang menjadi kepala daerah dan juga tetap berpeluang menjadi kandidat dalam pilpres nantinya," terang Aisah.
Menurut Aisah, setiap partai pasti punya hitungan masing-masing. Siapa kandidat terbaik untuk dicalonkan. Baik itu untuk posisi capres atau cawapresnya.
"Dan dalam pemilu langsung, perhitungan politiknya adalah siapa yang berpeluang menarik pilihan publik dengan tentu melihat kompetisi calon yang diusung partai nantinya," jelas Aisah lagi.
Baca juga:
Melihat Peluang Koalisi Benang Kuning Terbentuk di Pemilu 2024
Ganjar Respons Ancaman Sanksi DPP PDIP: Tetap Urus Covid-19, Pilpres Urusan Bu Mega
Relawan: PDIP akan Ditinggal Pemilih Jika Beri Sanksi Ganjar
Pengamat LIPI: Langkah Politik Ganjar Harus Hati-hati jelang Pemilu 2024
Sekjen PDIP Ingatkan Sanksi bagi Kader Ikut-ikutan Deklarasi Capres-Cawapres
Siap Tempur untuk 2024, Relawan Sahabat Ganjar Deklarasi di 17 Negara