Kalah di survei, Ridwan Kamil konsolidasi lagi dengan parpol dan relawan
Menanggapi hasil survei tersebut, Ridwan Kamil menyatakan, bahwa hal tersebut menjadi penyemangat pasangan Rindu untuk terus bekerja keras. Pria yang akrab disapa Emil ini pun mengaku akan terus melakukan konsolidasi dengan partai pendukungnya yakni Nasdem, Hanura, PPP dan PKB.
Litbang Kompas merilis survei terkait tingkat elektabilitas pasangan calon (Paslon) gubernur dan wakil gubernur di Pilgub Jabar 2018. Dari hasil tersebut menempatkan pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi sebagai peraih elektabilitas tertinggi dengan 42,8 persen suara. Sementara itu, pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) yang dalam sejumlah survei selalu menempati posisi pertama, kini berada di posisi kedua dengan 39,9 persen suara.
Menanggapi hasil survei tersebut, Ridwan Kamil menyatakan, bahwa hal tersebut menjadi penyemangat pasangan Rindu untuk terus bekerja keras. Pria yang akrab disapa Emil ini pun mengaku akan terus melakukan konsolidasi dengan partai pendukungnya yakni Nasdem, Hanura, PPP dan PKB.
-
Bagaimana PKB ingin membentuk poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? "Kami belum ada obrolan sama sekali menyangkut soal sosok Kang Ridwan Kamil gitu, tapi yang sudah ada obrolan malah di Jabar. Kalau Kang RK maju di Jabar kami akan bikin poros di luar Kang RK kan gitu," tutur Huda.
-
Apa yang dikatakan oleh Ridwan Kamil saat maju di Pilkada Jakarta? Calon pesaing Anies, Ridwan Kamil tak kalah kuat. Ridwan Kamil mendapatkan lampu hijau dari partai koalisi Prabowo-Gibran untuk maju Pilkada Jakarta. Partai-partai yang menyatakan kesiapan mengusung Ridwan Kamil itu adalah Gerindra, PAN dan Golkar. Bahkan, Gerindra sudah terang-terangan menginginkan kadernya menjadi calon wakil gubernur untuk mendampingi Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024."Secara alami secara manusiawi, kami ingin wakil kami ada di wakil gubernur," kata Habibburokhman kepada wartawan.
-
Kenapa PKB ingin membentuk poros yang berbeda dari Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? Ia mengatakan bahwa perbedaan poros sangat dibutuhkan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun ini agar publik memiliki banyak pilihan."Pokoknya prinsipnya PKB siap siapapun yang berkompetisi karena PKB akan menyuguhkan alternatif pilihan untuk publik, sebanyak-banyaknya," ujar Huda ketika ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (13/6)
-
Apa komitmen PKB terkait Pilgub Jabar? PKB sudah lama berkomitmen mengambil poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda membeberkan bahwa partainya berkomitmen untuk selalu memilih poros yang berlawanan dari Ridwan Kamil.
-
Kapan Ridwan Kamil mencoblos? Hal itu ia sampaikan usai mencoblos surar suara di TPS 45, Jalan Gunung Kencana, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Rabu (14/2).
-
Siapa saja yang akan bersaing dengan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta? Ridwan Kamil yang berduet dengan Suswono akan menghadapi pasangan Pramono Anung - Rano Karno serta Dharma Pongrekun - Kun Wardana.
"Hasil survei itu sebagai pengingat untuk terus berkonsolidasi, dengan partai koalisi pengusung dan relawan," ujar Emil melalui siaran pers yang diterima, Rabu (14/3).
Diakui Emil, sejak pra penetapan hingga sekarang, dia belum melakukan sosialisasi di Bandung, tapi lebih banyak blusukan ke daerah.
"Pergerakan Rindu tidak hanya di Bandung Raya, karena kami harus bergerak ke semua lini daerah di Jabar untuk sosialisasikan program-progam Rindu," katanya.
Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Rindu Saan Mustopa mengatakan hasil survei itu harus dijadikan penyemangat bagi tim Rindu untuk bekerja lebih keras lagi dan meningkatkan soliditas. Mesin partai pengusung Rindu juga harus bekerja lebih maksimal. "Sebab partai punya struktur sampai di tingkat bawah," ucap Saan.
Kalau melihat hari ini, lanjut Saan, kekuatan Rindu ada di perkotaan dan kaum milenial yang sudah digarap oleh Emil. Tapi, pasangan Rindu belum berhasil menguasai pemilih tradisional di pedesaan. Untuk itu, tantangannya adalah bagaimana RINDU mampu menguasai pemilih tradisional di pedesaan.
"Peran Kang Uu harus dimaksimalkan untuk meraih dukungan pemilih di pedesaan," ujarnya.
Saan juga merekomendasikan ke depan, model kampanye RINDU harus lebih masif, terstruktur dan mendekatkan paslon ke pemilih.
"Misalnya struktur partai dan konstituen diajak ngobrol dan menginap di rumah tokoh atau warga. Dampaknya pasti rame ketika tahu ada Kang Emil nginap di rumah warga di desa itu," ungkapnya.
Seperri diketahui, Survei Litbang Kompas menempatkan pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi sebagai peraih elektabilitas tertinggi. Kombinasi dua tokoh di Jawa Barat itu meraih 42,8 persen suara. Sementara itu, pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum menguntit di belakangnya dengan 39,9 persen suara.
Kemudian, pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu meraih 7,8 persen suara disusul pasangan TB Hasanudin-Anton Charliyan dengan 3,1 persen suara. Dalam survei tersebut, sebanyak 6,4 persen suara masih belum menentukan pilihan.
Survei tersebut digelar dari tanggal 19 Februari hingga 4 Maret 2018 dengan cara tatap muka dengan jumlah 800 orang responden berusia minimal 17 tahun secara acak. Metode yang digunakan adalah pencuplikan proporsional bertingkat didasarkan pada jumlah penduduk di setiap kabupaten atau kota di Jawa Barat.
(mdk/bal)