Kampanye Akbar di Karawang, Prabowo Baca Puisi 'Karawang-Bekasi'
Kampanye Akbar di Karawang, Prabowo Baca Puisi 'Karawang-Bekasi'. Prabowo berpesan agar masyarakat bisa terus menjaga semangatnya seperti rakyat Indonesia terdahulu. Hal ini demi mengawal perubahan di Indonesia yang lebih baik.
Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto membacakan puisi legendaris milik seniman Khairil Anwar, berjudul Karawang-Bekasi. Hal itu dilakukan saat Prabowo kampanye akbar di lapangan Galuh Mas, Karawang, Jawa Barat.
"Dulu jalan antara Karawang Bekasi penuh korban jiwa. Ini karya Chairil Anwar berjudul Karawang-Bekasi," kata Prabowo sebelum membacakan sajak tersebut, tulis siaran pers diterima, Jumat (29/3).
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menemui Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Siapa yang menjadi keponakan Prabowo Subianto? Selain itu, ternyata Tommy masih memiliki hubungan keluarga dengan Prabowo, sebagai keponakan.
-
Apa yang ditolak mentah-mentah oleh Prabowo Subianto? Kesimpulan Prabowo lawan perintah Jokowi dan menolak mentah-mentah Kaesang untuk menjadi gubernur DKI Jakarta adalah tidak benar.
Menurut Prabowo, puisi legendaris tersebut mengandung makna mendalam yang menggambarkan zaman revolusi kemerdekaan. Dimana, jalan antara Karawang dan Bekasi dipenuhi jasad para pejuang yang gugur demi merebut kemerdekaan, tanpa pamrih demi mewujudkan Indonesia adil makmur.
Prabowo berpesan agar masyarakat bisa terus menjaga semangatnya seperti rakyat Indonesia terdahulu. Hal ini demi mengawal perubahan di Indonesia yang lebih baik.
Berita lengkap Prabowo Subianto bisa diakses di Liputan6.com
"Saya yakin, rakyat Indonesia adalah pejuang pemberani. Dulu kita usir penjajah, sekarang kalau ada yang suka menjajah bangsa sendiri, kita lawan," kata Prabowo.
Puisi Karawang-Bekasi
Karawang - Bekasi
Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi, tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami, terbayang kami maju dan mendengar hati
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda, Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi
Reporter: Muhammad Radityo
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Bersama Tokoh Koalisi, Capres Prabowo Sapa Pendukung di Cibinong
Tak Bisa Kampanye di Dalam Stadion Pakansari, Prabowo Tegur Juru Kampanye
Demokrat Beri Masukan kepada Prabowo untuk Hadapi Pilpres Keempat
Jokowi Tak Lakukan Simulasi Hadapi Prabowo di Debat Pilpres Keempat
Prabowo Ingin Buat Pemilu di Indonesia Jadi Paling Bersih dan Murah
Prabowo Kritik Kartu Sakti Jokowi, Ma'ruf Amin Membela