Kapolda Kaltim tinggalkan Syaharie Jaang karena gerah lihat dia lobi kanan kiri
Nama Kapolda Kalimantan Timur Irjen Pol Safaruddin sempat diwacanakan untuk berduet dengan Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang di Pilgub Kaltim. Namun hal tersebut batal setelah Safaruddin terkesan gerah dengan lobi politik Syaharie.
Nama Kapolda Kalimantan Timur Irjen Pol Safaruddin sempat diwacanakan untuk berduet dengan Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang di Pilgub Kaltim. Namun hal tersebut batal setelah Safaruddin gerah dengan lobi politik Syaharie.
Safaruddin bertutur bahwa, kesepakatan untuk duet di Pilgub Kaltim tercetus di salah satu hotel di Jakarta, tanggal 28 November 2017.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Apa yang ditemukan di Kalimantan? Sisa-sisa kuno bagian bumi yang telah lama hilang ditemukan di Kalimantan. Penemuan lempeng Bumi yang diyakini berusia 120 juta tahun.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Apa yang dimaksud dengan Pilkada? Pilkada adalah proses demokratis di Indonesia yang memungkinkan warga untuk memilih pemimpin lokal mereka, yaitu gubernur, bupati, dan wali kota beserta wakilnya.
"Saya dengan Pak Jaang itu ketemu jarang sekali. Jadi terakhir kontak telepon tanggal 25 Desember 2017. Ketemu terakhir sekitar tanggal 28 November 2017 di Sheraton di Jakarta. Oke sepakat pasangan, iya," ungkap Safaruddin kepada merdeka.com, Kamis (4/1).
Belakangan, Safaruddin menegaskan dia tidak pernah ketemu lagi dengan Jaang. Sebaliknya, Syaharie Jaang melobi sana sini.
"Tahu-tahunya Pak Jaang sendiri saya lihat lobi sana lobi sini di koran. Terakhir mengatakan pendampingnya Pak Jaang itu tinggal dua, Pak Safarudin dan Pak Rizal (Wali Kota Balikpapan) dan akan diumumkan itu tanggal 7 Januari ini," terangnya.
Safaruddin, akhirnya merasa tidak ada kepastian, hingga akhirnya dia menelepon Syaharie Jaang.
"Itu saya berusaha temui Pak Jaang. Tapi Pak Jaang tidak bisa ketemu saya, akhirnya saya bicara lewat telepon tanggal 25 Desember. Pak Jaang katanya belum ada kepastian pasangan dengan saya?" sebut Safaruddin bertanya kepada Jaang saat itu.
"Lantas dijawab, iya Pak nanti itu tanggal 7 baru kita putuskan. Loh, kalau tanggal 7 tidak pasangan dengan saya, berarti saya tidak ada waktu dong untuk cari pasangan? Jawabnya lagi iya Pak. Begitu kita tunggu keputusan partai," ungkap Safaruddin lagi.
Akhirnya, Safaruddin pun mengambil keputusan untuk tidak lagi berminat dengan Syaharie Jaang.
"Nah saya bicara, kalau Pak Jaang tidak bisa memutuskan itu, saya yang memutuskan. Mulai sekarang kita tidak pasangan lagi," ucap Safaruddin.
Safaruddin kembali menegaskan, bukan Jaang yang memutuskan melainkan dia sendiri, yang memutuskan tidak berpasangan dengan Jaang.
"Bukan Pak Jaang putuskan, tapi saya yang memutuskan tidak pasangan. Tapi kan, ancamannya di mana di situ?" jelasnya lagi.
Safaruddin juga kembali menggarisbawahi, bahwa tidak ada ancaman yang menyebutkan adanya upaya kriminalisasi.
"Itu 2-3 hari, lah saya itu ketemu langsung tanggal 28 November 2017. Kemudian saya ke Samarinda mau saya temui, tidak bisa saya temui. Akhirnya tanggal 25 Desember 2017 malam, saya yang memutuskan," tegas Safaruddin.
"Bahwa ya sudah kalau tidak bisa memutuskan, ya saya memutuskan tidak bersama-sama lagi dengan saya. Begitu ceritanya," demikian Safaruddin.
Baca juga:
Kapolda Kaltim mengaku diminta PDIP duet dengan Syaharie Jaang
Irjen Safaruddin cuma mau maju dari PDIP di Pilgub Kaltim
Kapolda Kaltim bingung kalimat mana yang disebut kriminalisasi oleh Demokrat
PDIP bantah paksa Syahrie Jaang berduet dengan Kapolda Kaltim
Wali Kota Samarinda diperiksa Bareskrim, Demokrat harap Jokowi pastikan Pilkada fair