Kemelut Golkar, Syahrul Yasin Limpo mulai bidik kursi Ketua Umum
Syahrul mengaku sibuk menjadi Gubernur Sulsel, tetapi juga tertarik kalau masuk bursa ketum Partai Golkar.
Usai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Hamonangan Laoly, menyatakan sudah mencabut Surat Keputusan Munas Partai Golkar kubu Agung Laksono di Ancol, Jakarta, kondisi di tubuh partai berlambang pohon beringin kembali bergolak. Apalagi masa kepengurusan hasil Musyawarah Nasional VIII di Riau pada 2009, sudah habis pada 31 Desember 2014.
Mahkamah Partai Golkar diminta segera menentukan langkah, supaya partai identik dengan warna kuning itu tidak vakum dan melanggar undang-undang. Target Munas pun mesti dilakukan tahun ini. Di tengah kemelut itu, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, mendadak muncul dan mengajukan diri siap masuk dalam bursa calon ketua umum.
"Saya ini bekerja mengikuti kemauan rakyat dan untuk kepentingan rakyat, bangsa dan negara. Jadi, kalau itu untuk kepentingan rakyat, ayo," kata Syahrul yang masih menjabat Gubernur Sulsel di Makassar, seperti dilansir dari Antara, Minggu (3/1).
Meski demikian, Syahrul mengatakan, sebagai kader, saat ini dia fokus bekerja dan mengangkat marwah partai.
"Golkar harus diarahkan untuk menjaga eksistensi dan kedaulatan negara. Dengan demikian, Golkar itu penting, tetapi apakah itu menyentuh Syahrul? Saya belum berpikir sampai ke arah sana," tambah kakak kandung tersangka kasus suap proyek mikrohidro, Dewi Yasin Limpo, itu.
Syahrul juga mengatakan, saat ini sebagai gubernur dia memiliki banyak pekerjaan dan tanggung jawab. Namun, dia juga tidak menampik jika memang dilirik buat memimpin Partai Golkar.
"Saya ini dari dulu hanya seorang pekerja yang tidak hanya mementingkan kepentingan partai, tapi juga kepentingan idealisme kebangsaan dan kenegaraan," ucap Gubernur Sulsel dua periode itu.
Sementara itu, politikus Partai Golkar, M. Roem, mendukungnya. Dia menilai Syahrul pantas duduk sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Sebab menurut dia, Syahrul meniti karir dari bawah di Partai Golkar.
"Sudah saatnya memunculkan figur dari daerah yang benar-benar memiliki keikhlasan dan komitmen kebangsaan untuk bisa memimpin Partai Golkar," kata M. Roem.