Golkar Kembali Ungkit Jatah 5 Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran
Waketum Golkar menjelaskan awal mula pembahasan lima kursi menteri dari pertemuan dengan kader.
Golkar Kembali Ungkit Jatah 5 Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran
Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengungkit kembali pembahasan jatah lima kursi menteri di kabinet Prabowo-Gibran.
Doli mengklarifikasi, bahwa Partai Golkar tidak pernah membicarakan jatah lima menteri kepada Prabowo Subianto.
"Waktu itu acaranya kan di Bali, Pak Airlangga (Ketua Umum Partai Golkar), kan bicara di depan Ketua DPD provinsi (Partai Golkar) dalam acara buka puasa bersama. Waktu itu, kita mau memanjatkan rasa syukur, Pileg sudah selesai dan Pilpres kita ikut menang dan Pileg kita mendapatkan suara yang signifikan," kata Doli di Wiswa Sabha, Kantor Gubernur Bali, Senin (6/5).
"Dalam suasana itu, untuk memberikan semangat teman-teman DPD terhadap hasil kerja itu, iya Pak Airlangga mengatakan, iya wajar saja kalau misalnya kita lihat dari hasil yang kita capai itu Golkar kira-kira minimal dapat lima lah, kira-kira begitu," katanya.
Namun menurutnya, berapa pun jatah kursi menteri yang didapat Partai, hal itu tergantung pembicaraan antara Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan Prabowo.
"Tapi berapa kemudian dapat portofolio apa saja dan segala macam itu, pembicaraannya pasti antara Pak Prabowo sebagai presiden yang punya hak prerogatif dan Pak Airlangga," ujarnya.
Doli yakin Prabowo akan membahas pembagian jatah kursi menteri bersama para ketua partai.
"Itu hak prerogatif Pak Prabowo. Pak Prabowo, pasti akan mengajak bicara ketua-ketua partai termasuk Pak Airlangga," ujarnya.
Sebelumnya, Partai Golkar meminta jatah sedikitnya lima kursi menteri di kabinet pimpinan Prabowo-Gibran jika memenangkan Pilpres 2024.
Airlangga mengatakan permintaan tersebut diutarakan lantaran partainya punya peran besar memenangkan pasangan nomor urut 02 itu.
"Saya sampaikan ke Pak Prabowo soal kontribusi Golkar karena kita menang di 15 provinsi. Itu berarti kita kontribusi 25 persen dari kemenangan 58 persen. Jadi, kalau 25 persen, kalau bagi-bagi, ya banyak-banyak sedikit bolehlah. Kita sebut lima (posisi menteri) itu minimal," tutur Airlangga di Nusa Dua Bali, Jumat (15/3).