Ketua PPP ungkap proses Jokowi mau gandeng Prabowo jadi cawapres demi NKRI
"Bulan November 2017, saya banyak berbicara dengan Presiden Jokowi berkaitan dengan keinginan Pak Jokowi menggandeng Pak Prabowo sebagai Wakil Presiden," ucap Romi.
Ketua Umum PPP Romahurmuziy atau Romi menyebut, Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang meminta pertama, agar bergandengan dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Hal ini, terjadi saat dia berbicara empat mata dengan Jokowi bulan November 2017 lalu.
"Bulan November 2017, saya banyak berbicara dengan Presiden Jokowi berkaitan dengan keinginan Pak Jokowi menggandeng Pak Prabowo sebagai Wakil Presiden," ucap Romi saat ditemui Liputan6.com di kediamannya, Jakarta, Jumat (20/4/2018)
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Bagaimana Presiden Jokowi mengenalkan Prabowo Subianto sebagai Presiden Terpilih? Menlu Retno mengatakan bahwa Presiden Jokowi dalam setiap kesempatan dan acara selalu mengenalkan Prabowo Subianto selaku calon presiden terpilih.
-
Bagaimana Prabowo Subianto mendapatkan dukungan dari Presiden Jokowi? Saat ini, Prabowo menjabat Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju.
-
Bagaimana Prabowo dinilai akan meneruskan pemerintahan Jokowi? Sebagai menteri Presiden Jokowi, Prabowo kerap ikut rapat. Sehingga, Prabowo dinilai tinggal meneruskan pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'rufA Amin.
-
Bagaimana Prabowo bisa menyatu dengan Jokowi? Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
Hal ini membuat dia bertanya kepada Jokowi. Bahkan mantan Wali Kota Solo itu, sempat menanyakan kepadanya setuju atau tidak.
"Waktu itu saya tanya. Ini dari Bapak atau dari Pak Prabowo? Ini dari saya. Beliau menanyakan Mas Romi setuju enggak. Ini saya tanya sebagai apa? (Jokowi jawab) ya sebagai Ketua Umum PPP. Yang kedua saya tanya dasar Pak Jokowi mengajak Pak Prabowo apa?," tanya Romi saat itu.
Romi pun lantas menuturkan, saat itu, Jokowi hanya menjawab secara singkat saja.
"Jawabnya singkat, demi NKRI," tutur Romi.
Hal ini justru membuat dia semakin bertanya ke Jokowi. Lantas, di sana Jokowi menjawab, jika melihat media sosial setiap hari, terjadi gap di masyarakat lantaran urusan pilihan Presiden.
"Kalau 2019 akan rematch. Saya khawatir ujaran kebencian betul-betul akan mengemuka kembali dengan skala yang lebih besar. Kalau dulu Pileg mendahului Pilpres. Waktu Pileg, belum ada polarisasi calon. Karena belum jelas siapa yang dipilih. Tetapi besok Pileg bersamaan Pilpres. Artinya akan ada 19.800 caleg dari setiap partai politik, hari ini total peserta ada 16, berarti sekitar 300 ribu caleg, akan memperjuangkan masing-masing. Pilihlah saya dan pilihlah presiden saya," cerita Romi menirukan Jokowi.
"Jadi bisa dibayangkan eskalasi di seluruh kota dan provinsi itu berlangsung. Nah ini yang khawatir, tingkat elektualitas, tingkat emosi, kesabaran, kedewasaan berbeda-beda, ini yang khawatir melibatkan eskalasi pertarungan di media sosial yang menunjukan kerawanan tinggi," lanjutnya.
Karena itu, masih kata dia, jalan satu-satunya menurut Jokowi adalah menyatukan dua kekuatan. "Hal itulah kenapa, solusi satu-satunya bersatunya dua kekuatan," tukas Romi.
Mendengar alasannya itu, dia pun menyetujuinya. "Bagaimana setuju enggak (tanya Jokowi). Kalau itu pertimbangannya, saya setuju. Terus gimana? Tanya ketua umum lain, jadi bibit bersatunya pasangan ini ada," ungkap Romi.
Romi juga mengatakan, di Bulan Desember 2017, kembali dia bertanya opsi tersebut. Dimana, ada Ketua Umum pendukung Jokowi setuju. Ada yang belum memberikan putusanmya.
"Bulan November saya tanya begini, bulan Desember saya tanya lagi, masih on enggak Pak, karena politik itu kan dinamis bisa berubah setiap saat. Masih, tapi ini tanya ke ketua umum lain ada yang merespon tidak setuju. Ada yang merespon minta waktu," kata Romi.
Akhirnya opsi tersebut sempat diendapkan. Dan mencari opsi lain. "Kita endapkan saja (jawab Jokowi). Beriringnya waktu dan ini berjalan, dan pasti ada pertemuan. Tapi ini salah satu opsi. Opsi lainnya mencari calon wakil presiden," ungkap Romi.
Namun, waktu terus berjalan, Romi pun bertemu dengan Jokowi lagi. Dimana, membeberkan adanya utusan Prabowo menanyakan opsi tersebut.
"Kemudian ini berjalan, kira-kira tiga pekan lalu, saya berjumpa dengan Presiden. Kemudian Presiden menyampaikan masih ada utusan Pak Prabowo yang menanyakan tawaran bulan November itu masih valid. Masih mungkin ditindaklanjuti. Kemudian Pak Jokowi bertanya lagi bagaimana? Kalau saya jawaban masih sama, kalau bulan november saya menyatakan setuju, hari ini saya menyatakan setuju," jelas Romi.
Dia pun menuturkan, Jokowi meminta Prabowo jika memang serius, diminta tanya kepada ketum Parpol lain.
"Terus Pak Prabowo bagaimana, saya menyampaikan kalau Pak Prabowo serius, silakan tanya kepada pemimpin partai politik yang lain. Saya tak mungkin memutuskan tanpa keputusan mereka," jelas Romi menirukan Jokowi.
Akan tetapi, masih kata dia, Prabowo meminta Jokowi untuk menjawab segera. Padahal untuk berkumpul dengan Ketua Umum lain, Jokowi masih kesulitan waktu.
"Dia minta segera. Sementara saya tak bisa bertemu ketua umum ini setiap hari. Saya pun di Jakarta sesekali saja, karena banyak kelilingi nusantara, kunjungan ke luar negeri. Jadi enggak bisa saya setiap saat minta jawaban mereka. Jadi, saya enggak bisa jawab seperti itu, sambil saya mencari waktu," ungkap Romi.
Akhirnya, karena Prabowo meminta jawaban segera, Jokowi masih tetap menunggu keputusan ketum lain.
"Terus Pak Prabowo bagaimana? Dia minta segera. Terus kita mengalir saja mengikuti waktu," cerita Romi mengikuti apa yang disampaikan Jokowi.
Meski demikian, Romi tetap menyampaikan ke publik bahwa opsi Jokowi bersama Prabowo tetap terbuka. Demi tensi politik yang tak meninggi.
"Dan ini yang berjalan dan saya sampaikan ke publik. Untuk apa? Untuk mengurangi tensi. Ini kan eskalasi pendukung sudah sedemikian rupa," pungkasnya.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
Sumber: Liputan6.com