Kewalahan kasus Risma, PDIP alihkan isu penyadapan Jokowi?
"PDIP sendiri harusnya jauh lebih elegan dalam memainkan isu, kalau isu seperti ini kan sensitif."
Niat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mundur dari jabatannya menjadi isu tak sedap bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Apalagi, mundurnya Risma terkait ketidakcocokannya dengan pendamping barunya, Wisnu Sakti Buana.
Di tengah isu mundurnya Risma, Sekjen PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo malah membuat pernyataan yang mengejutkan banyak pihak, yakni penyadapan. Tindakan intelijen, menurutnya, itu ditujukan bagi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Gubernur DKI Joko Widodo.
Tjahjo menyebut ada sejumlah pihak yang sedang ingin menjatuhkan citra Jokowi yang kini tengah naik daun. Namun demikian, isu penyadapan itu justru tidak membuat Jokowi khawatir, apalagi dia mengaku sudah lama mengetahui penyadapan di rumah dinasnya. Meski begitu, Jokowi memilih diam dan tidak meramaikannya ke ranah publik.
Alat sadap itu diketahuinya saat menyisir seluruh rumah dengan alat detektor. Dari pencarian itu, dia menemukan ada tiga alat sadap. Masing-masing ditemukan di kamar tidur, ruang tamu dan ruang makan.
"Saya cerita sudah Desember yang lalu, tapi saya bilang enggak usah lah diribut-ributin. Yang disadap dari saya juga apa sih," kata Jokowi bertanya balik.
Bagi pengamat politik Gun Gun Heryanto, isu penyadapan yang dilontarkan Tjahjo ke publik tak lepas dari manajemen isu. Apalagi, partainya tengah diterpa badai politik terkait mundurnya Risma yang kini menjadi konsumsi publik.
"Kalau saya membaca, PDIP sendiri harus hati-hati dalam konteks memainkan isu. Makanya si Risma ini kemudian menjadi isu yang sensitif. Bukan lagi isu lokal, karena Risma mulai punya gaung di media, terlebih dia punya panggung politik," ungkap Gun Gun saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (20/2) malam.
Kemudian, elite PDIP meniupkan isu baru, yakni menyatakan Jokowi disadap, candid camera atau semacamnya. Masyarakat pun harus kritis dalam menanggapinya.
"Kalau PDIP mau melaporkan, karena itu pelanggaran. Menyadap privasi orang lain bisa dilaporkan, harus dilaporkan ke polisi. Kalau berani lapor, saya salut, tapi kalau tidak berani, ini hanya manajemen isu," tandasnya.
Dengan menyebarnya isu penyadapan itu, secara perlahan problematika mundurnya Risma bisa terkubur dalam-dalam. Tapi, jika tidak tertangani dengan baik, malah bakal berdampak buruk untuk PDIP sendiri.
"PDIP sendiri harusnya jauh lebih elegan dalam memainkan isu, kalau isu seperti ini kan sensitif. Artinya jangan sampai bener, kalau beneran bisa mendapat respek. Kalau enggak, tidak otomatis (elektabilitas berkurang) tapi akan pengaruhi current image. Apalagi PDIP trennya lagi bagus, tren dan opini lagi bagus, jadi bisa banyak diganggu," pungkasnya.
Baca juga:
Takut ketemu Mega, Risma pilih curhat ke Priyo
4 Kejanggalan penyadapan di rumah Jokowi
Jokowi disadap, ini kata Kasad Jenderal TNI Budiman
PDIP sudah sering merasa disadap
PDIP kesal ada intel numpang kencing di rumah Mega
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Di mana Rakernas PDIP diadakan? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).
-
Kenapa keenam Caleg terpilih PDIP diminta mundur? Adapun penyebab keenam caleg terpilih itu diminta mundur karena terkena sistem Komandante, rata-rata mereka (para caleg) sudah membuat surat pengunduran diri ketika sebelum waktu pencoblosan.
-
Kenapa PDIP mengusung Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja di detik-detik akhir masa pendaftaran? PDIP memberikan kejutan. Mereka mendaftarkan paslon pada detik-detik akhir masa penutupan pendaftaran.
-
Apa yang dibahas dalam rapat pimpinan sementara DPRD Provinsi DKI Jakarta? "Pembahasan dan penetapan usulan nama Calon Penjabat Gubernur DKI Jakarta dari masing-masing Partai Politik DPRD Provinsi DKI Jakarta," demikian informasi tersebut.