Kisah tiga Prabowo di Partai Gerindra
Ketiga nama tersebut membuat Gerindra cukup identik dengan nama Prabowo. Ini kisah mereka.
Siapa yang tak mengenal sosok Prabowo Subianto. Mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus ini adalah tokoh kunci, sekaligus salah satu pendiri dan pembesar Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Partai tersebut menjadi tunggangannya untuk maju sebagai calon presiden sejak Pemilihan Presiden 2009 lalu.
Bersama dengan adiknya Hashim Djojohadikusumo, mantan aktivis mahasiswa Fadli Zon, dan mantan Deputi V Badan Intelijen Negara Bidang Penggalangan Muchdi Purwoprandjono serta sederetan nama lainnya, Prabowo mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya atau Partai Gerindra pada 6 Februari 2008. Lambang kepala burung Garuda berasal dari gagasan pria kelahiran 17 Oktober 1951 ini.
Sejak berdiri, sosok pria bernama lengkap Prabowo Subianto Djojohadikusumo ini tak pernah terpisahkan dari partainya. Apalagi, berdirinya Gerindra tak lepas dari kegagalan Prabowo untuk mencalonkan diri menjadi orang nomor satu di Indonesia dari Partai Golkar di Pilpres 2004. Dia kalah telak dari Wiranto.
Nantikan update berita Prabowo Subianto di Liputan6.com
-
Kenapa Prabowo Subianto dan Jenderal Dudung menggandeng tangan Jenderal Tri Sutrisno? Momen ini terjadi ketika ketiga jenderal tersebut sedang berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan atau tempat digelarnya gala dinner seusai mengikuti rangkaian parade senja atau penurunan upacara bendera merah putih.
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menemui Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Kapan pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden? Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 pada 20 Oktober mendatang.
-
Apa yang terjadi saat Pramono Anung dan Puan Maharani bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani, terekam dalam kamera saat dirinya menarik bakal calon gubernur Jakarta Pramono Anung ke hadapan presiden terpilih Prabowo Subianto.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
Lewat partai baru ini, dia sempat maju bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai Calon Wakil Presiden, namun pasangan ini kalah dalam dua putaran Pilpres 2009. Putra pasangan Soemitro Djojohadikusumo dan Dora Marie Sigar kembali maju pada Pilpres 2014 berhadapan dengan Joko Widodo. Dia kembali mengalami kekalahan.
Meski begitu, Prabowo masih menjadi sosok yang paling berpengaruh di partainya. Dia pula yang mengelola kebijakan dan memberikan arahan bagi anggota-anggotanya yang duduk di kursi parlemen.
Selain Prabowo Subianto, ternyata masih ada sosok-sosok lain bernama sama. Mereka adalah Edhie Prabowo dan Prabowo Soernirman.
Sama dengan bosnya, Edhie Prabowo memulai kariernya di bidang militer. Dia sempat diterima sebagai salah satu kadet di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri). Namun sayang, cita-citanya untuk menjadi seorang prajurit gagal akibat mendapatkan sanksi dari kesatuannya.
Kegagalan itu membuat dia bersama lima belas temannya merantau ke Jakarta. Setibanya di ibu kota, dia bertemu dengan Prabowo Subianto. Pensiunan dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal ini pun membina Edhy dan kelima belas rekannya, mereka dikuliahkan ke Fakultas Ekonomi Universitas Moestopo Jakarta.
Dalam suatu kesempatan, Edhy diminta Prabowo untuk menekuni ilmu beladiri pencak silat setiap akhir pekan di Batujajar, Bandung. Hasilnya sangat memuaskan, kala itu Edhy berhasil menjadi atlet andalan nasional.
Seiring waktu berjalan, Edhy akhirnya menjadi orang kepercayaan Prabowo. Dia menjadi orang yang mendampingi jenderal bintang tiga tersebut saat berdomisili di Jerman dan Yordania. Kala itu, Prabowo tengah merintis usaha di negeri tersebut.
Setelah Prabowo mendirikan Partai Gerindra, Edhy akhirnya memberanikan diri menjadi caleg di kampung halamannya yakni Dapil Sumatera Selatan II. Di tempat itu, Edhy harus bersaing dengan sejumlah politisi senior seperti Mustafa Kamal, Dodi Alex Nurdin, dan Nazarudin Kiemas. Edhy pun berhasil menjadi caleg kelima yang memperoleh suara terbanyak.
Kini Edhy sibuk sebagai anggota dewan yang duduk di Komisi VI dan Sekretaris Fraksi serta sebagai Ketua Bidang Pendidikan dan Latihan (Diklat) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra. Kendati sudah menjadi wakil rakyat, Edhi tetap menjalankan perannya sebagai suami dari Iis Rosita Dewi dan ayah dari Satrio Budi Wiroreno dan Raja Dimas Satrio. Dia juga masih aktif mengurus perguruan silat Satria Muda Indonesia dan beberapa bisnis lainnya.
Selain Prabowo Subianto dan Edhy Prabowo, ada pula nama Prabowo Soernirman yang juga berkecimpung di Partai Gerindra. Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Gerindra ini pun sering muncul di media massa bersama dengan pemberitaan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Seperti kericuhan di rapat mediasi Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dan DPRD soal APBD 2015 yang berlangsung di Kementerian Dalam Negeri, beberapa waktu silam. Soernirman yang kesal dengan apa yang diutarakan Ahok pun melontarkan kata 'Goblok'. Dirinya mengaku apa yang dilakukannya semata-mata karena emosi. Sebab, saat itu Ahok membentak dan menunjuk salah satu peserta mediasi, sehingga dia terbawa suasana ketika mediasi menjadi ricuh.
Nampaknya kekesalan Soernirman berujung panjang. Dirinya menegaskan bahwa partai Gerindra enggan untuk kembali mengusung Ahok dalam Pilkada DKI 2017 mendatang. Dia menyebut pencalonan Ahok sesuatu yang tidak mungkin.
"Enggak mungkinlah itu. Karena kita enggak mungkin mencalonkan dia lagi," ujarnya, Senin (27/7) lalu.
Soernirman menyebut, partainya sudah pernah dikecewakan oleh Ahok karena keluar dengan cara kurang baik, sehingga tak mungkin para kader partai akan kembali menerima. "Kalau seperti itu, sangat mencederai perasaan kita. Ahok harus ditolak. Namun meski demikian, semua proses berada di tangan DPD Gerindra DKI Jakarta," tutupnya.
Baca juga:
Gerindra soal Rini Soemarno gadai BUMN: Jual saja semuanya!
Gerindra: Siapa bilang Ahok pasti menang?
Cerita susahnya Ahok kumpulkan KTP di Pilgub hingga diambil Gerindra
Prabowo sebut Sandiaga Uno ganteng dan kaya, bisa kalahkan Ahok
Lawan Ahok, Gerindra wacanakan usung Fadli Zon di Pilgub DKI 2017