Klaim menang lewat quick count, Jokowi disebut pakai jurus Foke
Gerindra menilai peristiwa ini seperti yang terjadi di Pilgub DKI Jakarta 2012 lalu.
Ketua DPP Partai Gerindra Desmond Junaidi Mahesa menilai perbedaan hasil hitung cepat pilpres adalah persoalan integritas yang dimiliki lembaga survei masing-masing. Namun dia melihat, kesalahan lembaga survei dalam menebak hasil pemilu sudah sering terjadi.
Desmond mencontohkan, seperti yang terjadi di Pilgub DKI Jakarta 2012 lalu, di mana para lembaga survei menjagokan pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli. Namun kenyataannya yang menang adalah Jokowi - Ahok.
Dia melihat cara ini yang coba dimainkan oleh tim Jokowi - JK di Pilpres 2014. Mereka, kata dia, menggunakan survei untuk mengklaim kemenangan.
"Kalau bicara masalah lembaga survei kita enggak kagetlah, zaman Jokowi bertarung di DKI sama saja. Ini sama saja cara yang digunakan Fauzi Bowo digunakan oleh Jokowi gitu loh. Ini kan enggak jauh beda saat Foke menggunakan lembaga survei mengklaim kemenangannya, kini dipakai Jokowi. Jurus ini adalah jurus Fauzi Bowo yang digunakan Jokowi," kata Desmond di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (10/7).
Dia tak ingin menyerang lembaga survei yang sudah bekerja menghitung cepat. Desmond lebih memilih untuk menyerahkan hasil ini kepada hasil real count KPU tanggal 22 Juli nanti.
"Kita jangan menghujat lembaga survei, karena ini kan juga mata pencarian ada kaidah-kaidah yang harus mereka penuhi. Kalau memang dia melacurkan diri dalam proses kayak gini, ya biar orang yang akan menilai," cetus Desmond.