'Koalisi kekeluargaan antitesis kepemimpinan otoriter & anti kritik'
Koalisi ini merupakan upaya bagi ke tujuh parpol, dalam mencari alternatif lain dari pemimpin Jakarta hari yang otokrasi
Tujuh DPD partai politik di DKI Jakarta telah sepakat untuk berkoalisi, guna mencari jagoan alternatif untuk melawan bakal calon petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Koalisi yang dinamakan Koalisi Kekeluargaan itu, mengakomodir kekuatan dari PDIP, Gerindra, PKS, Partai Demokrat, PPP, PKB, dan PAN, guna memenangkan Pilkada DKI 2017 mendatang.
Politikus PDIP Masinton Pasaribu menegaskan, koalisi ini merupakan upaya bagi ke tujuh parpol, dalam mencari alternatif lain dari pemimpin Jakarta hari ini yang dianggap otoriter dan anti-kritik dalam menjalankan tugasnya.
"Koalisi kekeluargaan dibentuk sebagai wujud kebersamaan, untuk menciptakan kepemimpinan demokratis membangun Jakarta sebagai rumah besar bersama, agar siapapun nyaman tinggal di dalamnya," ujar Masinton saat dihubungi, Kamis (11/8).
"Koalisi lahir sebagai antitesa kepemimpinan otokrasi yang mempersonifikasi kekuasaan adalah dirinya sendiri, anti-kritik, dan anti-demokrasi," katanya menambahkan.
Sebagai partai pemenang Pilkada DKI 2012 lalu, Masinton mengatakan jika PDIP tetap harus melakukan komunikasi politik dengan sejumlah elemen masyarakat, termasuk para parpol yang tergabung di Koalisi Kekeluargaan ini.
"Walaupun PDI Perjuangan bisa mencalonkan sendiri pasangan cagub dan cawagub di DKI Jakarta, namun partai kami selalu mendengar semua usulan dari berbagai kalangan, baik itu parpol, ormas, serta suara akar rumput warga Jakarta," ujarnya.
Ketika ditanya apakah nanti calon dari PDIP harus jadi Cagub atau bisa saja menjadi Cawagub di Pilkada DKI, Masinton menekankan jika intinya PDIP menginginkan pemimpin Jakarta yang membela kepentingan rakyat dan menciptakan harmoni kemajemukan.
Sebab, lanjut Masinton, pihaknya menyadari jika politik itu merupakan seni berdiplomasi, untuk saling bahu membahu mengedepankan kepentingan rakyat.
"Fokus utama PDI Perjuangan adalah menyiapkan kepemimpinan DKI Jakarta yang mampu mengedepankan kepentingan rakyat, dan mampu menciptakan harmoni kemajemukan," kata Masinton.
"PDI Perjuangan memahami bahwa politik adalah seni berdiplomasi, untuk bersama-sama bergotong-royong memenangkan kepentingan rakyat," pungkasnya.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Kapan PDIP menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Siapa saja yang diusulkan untuk diusung oleh PDIP di Pilgub DKI 2024? Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan partainya masih mencermati nama-nama tokoh yang diusulkan untuk diusung sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilkada serentak 2024.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
Baca juga:
NasDem sebut koalisi besar buat jegal Ahok tak bakal efektif
Kedekatan Megawati dengan Ahok bisa bikin koalisi kekeluargaan goyah
Fadli Zon akui Koalisi Kekeluargaan masih terbuka, tunggu sikap DPP
Sindiran Ahok & pendukung saat koalisi kekeluargaan pamer kekuatan
Tanpa Risma, Koalisi Kekeluargaan bisa bubar di tengah jalan
Hanura pastikan koalisi partai pendukung Ahok solid
Ahok soal koalisi kekeluargaan: Bahas anggaran kekeluargaan